Latihan Perang Filipina dan AS Tenggelamkan Kapal Perang Musuh, Peringatan bagi China?
Latihan besar-besaran yang berakhir pada Jumat itu melibatkan 17.000 personel. Ini mengindikasikan hidupnya kembali hubungan militer kedua negara yang sempat terganjal pada masa pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.
“Aliansi ini masih hidup,” kata juru bicara Balikatan, Michael Logico, dikutip dari Reuters.
Latihan ini berlangsung sepekan sebelum Marcos bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Washington DC. Kedua pemimpin akan membahas Perjanjian Pertahanan Bersama 1951 yang akan dikembangkan untuk merespons semakin memanasnya ketegangan di kawasan, terutama terkait sengketa dengan China.
Sementara itu China mengkritik latihan perang tersebut. Latihan itu digelar sebagai respons atas apa yang disebut Filipina sebagai tindakan agresif China di Laut China Selatan.
China menegaskan aliansi AS-Filipina tidak boleh ikut campur dalam sengketa laut atau bisa membahayakan kedaulatan teritorial dan kepentingan keamanan China.
Editor: Anton Suhartono