Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hubungan AS-Venezuela Memanas! Trump Sita Kapal Tanker Minyak
Advertisement . Scroll to see content

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Polisi selama Aksi Demo Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 - 12:40:00 WIB
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Polisi selama Aksi Demo Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS
Polisi New York bersiap untuk menyerbu kampus Universitas Columbia untuk membubarkan massa pendemo pro-Palestina yang menduduki gedung aula di kampus tersebut, Selasa (30/4/2024). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

LOS ANGELES, iNews.id – Polisi telah menangkap lebih dari 2.100 orang selama berlangsungnya aksi demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir. Aparat keamanan juga menggunakan peralatan antihuru-hara, kendaraan taktis, dan peralatan lainnya untuk membersihkan tenda-tenda perkemahan yang didirikan dan bangunan-bangunan yang diduduki pendemo. 

AP melansir, seorang polisi menembakkan senjata api di dalam gedung Hamilton Hall Universitas Columbia di New York saat membersihkan kamp pengunjuk rasa di area kampus. Juru Bicara Kantor Jaksa Wilayah New York, Doug Cohen, pada Kamis (2/5/2024) mengatakan tidak ada yang terluka oleh aksi petugas itu pada Selasa malam itu. 

Menurut dia, senjata tersebut tampaknya tidak ditujukan kepada siapa pun. Memang ada beberapa polisi lain di sana, tetapi tidak ada mahasiswa siswa di sekitar lokasi. Kantor jaksa setempat saat ini sedang melakukan peninjauan atas peristiwa itu.

Lebih dari 100 orang ditahan selama tindakan keras di Universitas Columbia, kemarin. Hasil penghitungan oleh The Associated Press (AP) pada Kamis menemukan setidaknya 50 insiden penangkapan di 40 perguruan tinggi atau universitas berbeda di AS sejak 18 April.

Kamis pagi, aparat kepolisian menyerbu kerumunan demonstran di Universitas California, Los Angeles (UCLA). Mereka kemudian menahan sedikitnya 200 pengunjuk rasa setelah ratusan orang menentang perintah polisi untuk membubarkan diri. Beberapa di antara pengunjuk rasa membentuk rantai manusia ketika polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan massa. 

Polisi juga menghancurkan barikade kayu lapis, palet, pagar besi, dan tempat sampah yang dijadikan benteng di sebuah perkemahan demonstran. Setelah itu, aparat merobohkan kanopi dan tenda-tenda di sana.

Seperti di UCLA, tenda-tenda pengunjuk rasa pro-Palestina juga menyebar ke kampus-kampus lain di seluruh AS. Televisi Pemerintah Iran menayangkan tayangan langsung aksi polisi di UCLA, begitu pula jaringan satelit asal Qatar, Aljazirah. 

Pemandangan langsung dari Los Angeles juga disiarkan di jaringan televisi Israel. Pemerintah Israel sendiri mencap aksi protes tersebut sebagai antisemitisme. Sementara para kritikus Israel mengatakan bahwa mereka menggunakan tuduhan tersebut untuk membungkam oposisi. 

Meskipun beberapa pengunjuk rasa tertangkap kamera melontarkan pernyataan antisemit atau ancaman kekerasan, pihak penyelenggara aksi demonstrasi membantah tuduhan Israel itu. Bahkan, beberapa di antara penyelenggara demo itu notabene adalah orang Yahudi. Mereka menegaskan, demonstrasi yang mereka lakukan selama berhari-hari tersebut adalah gerakan damai yang tujuannya untuk membela hak-hak Palestina dan memprotes perang di Gaza.

Semenara Presiden AS Joe Biden pada Kamis membela hak mahasiswa untuk melakukan aksi protes secara damai. Akan tetapi, dia mengecam kekacauan yang terjadi beberapa hari terakhir.

Demonstrasi dimulai di Universitas Columbia pada 17 April lalu. Kala itu, para mahasiswa yang menyerukan diakhirinya perang Israel di Gaza—yang telah merenggut nyawa lebih dari 34.000 warga Palestina sejak 7 Oktober.

Pada tanggal 18 April, polisi New York membersihkan perkemahan pertama yang didirikan pendemo di kampus Universitas Columbia dan menangkap sekitar 100 pengunjuk rasa. Para demonstran lalu mendirikan tenda baru dan menentang ancaman skorsing dari pihak kampus. 

Selasa (30/4/2024) lalu, para pendemo meningkatkan aksi mereka dengan menduduki Hamilton Hall, sebuah gedung aula utama di kampus itu. Pada 1968, gedung tersebut juga pernah direbut massa mahasiswa yang memprotes rasisme dan Perang Vietnam.

Sekitar 20 jam kemudian, petugas menyerbu aula itu. Video menunjukkan polisi dengan tongkat dan perisai antihuru-hara masuk melalui jendela lantai dua gedung. Polisi mengatakan, pengunjuk rasa di dalam tidak memberikan perlawanan berarti. Namun, pada satu waktu, tembakan dari senjata petugas malah meledak di dalam gedung. 

Sementara kekerasan di UCLA juga terjadi selama beberapa hari pada pekan ini. Rektor UCLA Gene Block mengatakan, bentrokan meletus setelah pengunjuk rasa pro-Israel diizinkan menggelar aksi tandingan di kampus itu pada Minggu (28/4/2024). Perkelahian terjadi dan masa pro-Israel melemparkan tikus hidup ke perkemahan demonstran pro-Palestina pada hari itu juga.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut