Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pakai Kabel Menyempit, China Berencana Tangkap Roket yang Dapat Digunakan Kembali 
Advertisement . Scroll to see content

LeoLabs Peringatkan Potensi Tabrakan Roket China dan Satelit Militer Rusia

Kamis, 15 Oktober 2020 - 22:05:00 WIB
LeoLabs Peringatkan Potensi Tabrakan Roket China dan Satelit Militer Rusia
Foto ilustrasi sampah ruang angkasa di orbit bumi. (foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Layanan pelacakan puing-puing luar angakasa LeoLabs kembali membunyikan alarm bahaya potensi tabrakan sisa roket China dan bangkai satelit militer Rusia di orbit rendah bumi dalam waktu dekat.

LeoLabs memantau dua objek ruang angkasa itu akan datang dalam jarak 12 meter satu sama lain pada 16 Oktober 2020 pukul 00:56 dini hari. Menurut perhitungan instrumen, ada lebih dari 10 persen kemungkinan tabrakan pada ketinggian 991 km di atas Laut Weddell di lepas Semenanjung Antartika.

"Ini mungkin salah satu tabrakan tidak disengaja yang berpotensi terburuk yang pernah kita lihat untuk sementara waktu," kata Arkeolog Luar Angkasa, Alice Gorman, dari Universitas Flinders di Australia, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (15/10/2020) malam WIB.

Dua objek yang berpotensi saling bertabrakan memiliki massa gabungan sekitar 2.800 kg dan kecepatan relatif 14,7 kilometer per detik atau 52.920 km/jam, lebih cepat dari pada sebuah peluru yang bergerak dengan kecepatan 2.736 km/jam.

Roket luar angkasa China, Long March 4B, diluncurkan pada 10 Mei 1999 sedangkan satelit militer Rusia, Parus, yang perna digunakan untuk mendukung komunikasi dan navigasi sudah tak terpakai sejak 22 Februari 1989.

Satelit Parus memiliki rentang 17 meter yang menambah faktor risiko tabrakan tambahan pada situasi tersebut. Lebih buruk lagi, objek-objek itu tidak bisa digerakkan dari bumi karena sudah menjadi sampah luar angkasa yang tidak dapat dioperasikan.

Pada Januari lalu, alarm peringatan tabrakan dua satelit sempat berbunyi dengan kemungkinan 1:100. Untungnya, dua sampah luar angkasa itu hanya melewati satu sama lain tanpa membahayakan.

Tabrakan satelit di luar angkasa tidak menimbulkan risiko signifikan bagi orang-orang di bumi, tetapi dapat menciptakan ancaman besar bagi satelit yang masih beroperasi dan berbagai macam pesawat ruang angkasa di orbit bumi.

Dalam sepuluh tahun terakhir, tabrakan sampah ruang angkasa hanya menyumbang satu persen dari peristiwan fragmentasi di orbit. Namun, jangka panjangnya tabrakan seperti itu akan menciptakan sebuah awan puing-puing ruang angkasa yang sangat besar sehingga dapat membuat orbit rendah bumi jadi berbahaya bagi manusia.

Situasi ini dikenal sebagai Sindrom Kessler, dinamai sesuai nama mantan astrofisikawan NASA Donald Kessler pada 1978.

"Perasaan saya tentang hal ini mungkin tidak akan terjadi, optimistis saja. Tetapi, kami masi harus menunggu. Mari kita tetap berharap," lanjutnya.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut