Lepas dari Hukuman Internasional, Presiden Suriah Sharaa Terkejut Amerika dan Rusia Bisa Kompak
DAMASKUS, iNews.id - Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa menyambut gembira keputusan bersejarah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mencabut seluruh sanksi terhadap dirinya dan Menteri Dalam Negeri Anas Khattab.
Dalam wawancara eksklusif dengan stasiun televisi Asharq News di sela-sela KTT Iklim COP30 di Brasil, Sharaa menyebut langkah tersebut sebagai angin segar bagi diplomasi global dan pertanda baik bagi masa depan Suriah di panggung internasional.
Keputusan langka itu diambil melalui pemungutan suara pada Kamis (6/11/2025), di mana 14 anggota tetap dan tidak tetap Dewan Keamanan PBB mendukung pencabutan sanksi, sementara China memilih abstain.
Resolusi tersebut diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) dan disepakati nyaris seluruh anggota Dewan Keamanan, sesuatu yang jarang terjadi, mengingat hubungan Washington dan Damaskus sempat tegang di masa rezim Bashar Al Assad. Apalagi, AS serta sekutunya sedang bersitegang dengan Rusia terkait perang di Ukraina.
“Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama Dewan Keamanan mencapai kesepakatan bersama, dan syukurlah, kali ini berkaitan dengan Suriah,” ujar Sharaa.
“Tidak masuk akal seorang kepala negara tetap dijatuhi sanksi, sementara kami menjalin hubungan diplomatik dengan banyak negara yang terlibat dalam proses global," katanya, menegaskan.
Menurut Sharaa, keputusan tersebut menjadi simbol kembalinya kepercayaan dunia terhadap peran Suriah dalam percaturan internasional. Dia menilai, konsensus yang tercipta di Dewan Keamanan menunjukkan adanya kemauan baru untuk membangun jembatan kerja sama, bukan memperdalam perpecahan.
“Suriah berhasil membangun konsensus di antara negara-negara yang selama ini sulit sepakat dalam banyak isu global. Ini langkah positif yang bisa menjadi awal dari penyelesaian banyak konflik di dunia,” tuturnya.
Sharaa juga menyampaikan apresiasi kepada sejumlah negara Timur Tengah yang dinilainya berperan penting dalam upaya diplomatik hingga sanksi itu akhirnya dicabut.
Selain itu, Sharaa mengungkapkan rencananya untuk melakukan kunjungan resmi ke Gedung Putih pada Senin mendatang guna membahas masa depan hubungan Suriah-Amerika Serikat bersama Presiden Donald Trump.
“Kami siap membuka lembaran baru,” ucapnya.
Kehadiran Sharaa di Belem, Brasil, juga menjadi catatan penting. Ini merupakan pertama kalinya seorang presiden Suriah berpartisipasi dalam konferensi iklim PBB sejak ajang itu dimulai pada 1995, menandakan kembalinya Damaskus ke forum global setelah bertahun-tahun diisolasi akibat konflik dan sanksi internasional.
Editor: Anton Suhartono