Makna Kunjungan Langka Xi Jinping ke Rumah Sakit di Tengah Krisis Wabah Virus Korona
BEIJING, iNews.id - Presiden Xi Jinping mengunjungi sebuah rumah sakit di Beijing yang menangani pasien-pasien pengidap virus korona—sebuah lawatan langka di tengah krisis wabah itu di China.
Xi selama beberapa pekan jarang terlihat di hadapan publik, ketika wabah virus korona memburuk.
Lebih dari 1.000 orang meninggal dunia karena virus korona, yang dianggap sebagai krisis kesehatan terburuk di China sejak wabah SARS pada 2002-2003.
Kedatangan Xi terjadi setelah virus itu merenggut nyawa dokter pertama yang mengeluarkan peringatan kepada rekan-rekannya, namun malah menjadi sasaran pembungkaman pihak berwenang.
Hal itu memicu kemarahan warganet di media sosial kepada pemerintah China.
"Kami ingin kebebasan berbicara" merupakan salah satu tagar yang disensor pemerintah China.
Para pemimpin China sebelumnya menghadapi tuduhan meremehkan virus korona dan berusaha menutupi awal mula penyebaran virus mematikan ini.
Pada Senin (10/2/2020) kemarin, tim ahli WHO tiba di China untuk menyelidiki wabah virus setelah dua pekan bernegosiasi untuk mendapatkan izin. Organisasi ini menyatakan tingkat kematian akibat virus sekitar 2 persen.
Apa yang dilakukan Xi?
Xi Jinping mengunjungi Rumah Sakit Ditan di Beijing. Dia juga melakukan panggilan video dengan para pekerja medis di Wuhan, namun dia belum bertandang ke kota itu.
Dalam foto yang ditampilkan media pemerintah, Xi tampak menggunakan masker dan melakukan pengecekan suhu tubuh.
Dia juga berbincang dengan orang-orang yang memegang tas belanjaan, seraya melontarkan candaan bahwa mereka seharusnya tidak berjabat tangan dalam "waktu spesial" ini.
"Kita harus percaya diri bahwa kita akan memenangkan pertarungan melawan epidemik ini," kata Xi Jinping, kepada petugas medis, seperti dilaporkan BBC, Selasa (11/2/2020).
Wabah virus korona menjadi ujian bagi Partai Komunis China dan sistem politiknya, mengingat pejabat lokal takut membicarakan hal-hal buruk karena khawatir akan mengecewakan para tokoh partai.
Presiden Xi menyebut, "Wabah ini ujian besar bagi sistem China dan kemampuan memerintah."
Kunjungan Xi ke rumah sakit, pusat pengendalian penyakit, dan pusat keramaian dinilai sebagai bentuk upaya respons pemerintah di tengah wabah virus.
Secara resmi, Perdana Menteri Li Keqiang memimpin tim yang menangani virus. Li sebelumnya sudah mengunjungi Wuhan.
Gejala utama dari infeksi virus adalah demam (suhu badan tinggi) disertai dengan sesak napas.
Untuk mengurangi risiko infeksi virus disarankan untuk sering mencuci tangan dengan sabun atau gel, menghindari kontak dengan orang sakit. Tidak menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci juga meminimalisir risiko.
Selain itu, batuk dianjurkan menutup mulut dengan tisu, membuangnya ke tempat sampah, kemudian mencuci tangan.
Saat ini, jumlah total kematian di China saat ini tercatat mencapai 1.011 jiwa. Selama sepekan terakhir, jumlah korban tewas telah melampaui epidemi SARS (sindrom pernapasan akut), yang juga berasal dari China dan menewaskan 774 orang di seluruh dunia.
Saat ini, di seluruh China terdapat lebih dari 42.200 orang terinfeksi virus korona.
Editor: Nathania Riris Michico