Mantan Insinyur Sipil Divonis 70 Tahun Penjara setelah Mutilasi dan Buang Mayat Pacar ke Toliet
"Saya melemparkan potongan-potongan mayatnya ke sistem drainase karena saya merasa malu," katanya.
Jaksa Nelly Montealegre, seorang spesialis kekerasan gender mengatakan, kasus itu diperlakukan sebagai femisida. Istilah yang digunakan ketika perempuan dibunuh karena menjadi perempuan.
Diketahui, korban melaporkan pasangannya ke pihak berwenang pada tahun 2019 karena kekerasan dalam rumah tangga, tetapi kemudian membatalkan dakwaan.
Selain penjara, Robledo juga diperintahkan untuk menutup biaya pemakaman Ingrid dan membayar kompensasi kepada keluarganya.
Ibu Ingrid, Antelma Vargas mengatakan, putusan itu menunjukkan keadilan mungkin bagi korban pembunuhan perempuan.
"Saya merasa puas, meskipun itu tidak akan menghidupkan kembali putri saya, tetapi bagi orang-orang yang menjalani proses yang kami jalani begitu lama, bahwa mereka tidak menyerah, bahwa mereka tidak kehilangan kepercayaan, bahwa mereka berjuang sampai mereka mencapai tujuan mereka karena mereka bisa," katanya.
Kekerasan berbasis gender di Meksiko merajalela. Rata-rata 10 wanita dibunuh oleh pasangan yang kejam setiap hari dengan hanya 1 persen kasus yang sampai ke pengadilan.
Editor: Umaya Khusniah