Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar Temuan Barang Bukti di TKP Ledakan SMAN 72, Senpi hingga Remote Pengendali
Advertisement . Scroll to see content

Mantan Presiden Sri Lanka Sirisena Terancam Dituntut terkait Bom Paskah yang Tewaskan 279 Orang

Rabu, 24 Februari 2021 - 13:04:00 WIB
Mantan Presiden Sri Lanka Sirisena Terancam Dituntut terkait Bom Paskah yang Tewaskan 279 Orang
Maithripala Sirisena (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KOLOMBO, iNews.id - Mantan presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena dan mantan kepala intelijen terancam dituntut karena dianggap gagal mencegah aksi bom bunuh diri di gereja dan hotel saat perayaan Paskah 2 tahun lalu yang menewaskan 279 orang.

Hasil penyelidikan tim yang dibentuk 5 bulan setelah peristiwa, Sirisena yang lengser sebagai presiden pada 2020 dianggap lalai sehingga serangan paling berdarah di Sri Lanka pada 21 April 2019 itu terjadi.

Intelijen India 17 hari sebelum kejadian memperingatkan pihak berwenang Sri Lanka tentang potensi serangan kelompok militan.

Laporan komisi penyelidikan mengungkap, Sirisena sudah diberitahu oleh kepala intelijen mengenai peringatan serangan.

Dalam laporan yang diserahkan ke parlemen pada Selasa (23/2/2021), sebagaimana dikutip dari AFP, komisi penyelidikan menilai Jaksa Agung harus mempertimbangkan melakukan proses pidana terhadap Sirisena di bawah ketentuan KUHP negara itu.

Sirisena sejak awal membantah mengetahui peringatan itu namun belum berkomentar mengenai laporan terbaru ini.

Penyelidikan juga menyebut kepala intelijen Nilantha Jayawardena bertanggung jawab secara pidana karena gagal bertindak setelah mendapat peringatan dari intelijen India.

Ditambahkan, mantan kepala kepolisian Pujith Jayasundara juga harus dituntut karena lalai.

Jayasundara dan pejabat tinggi kementerian pertahanan saat itu, Hemasiri Fernando, sudah menghadapi dakwaan atas kegagalan mereka mencegah serangan.

Laporan mengungkap, serangan terkoordinasi di tiga gereja dan tiga hotel tersebut didanai oleh keluarga pengusaha rempah-rempah setempat. Kedua putra pengusaha itu turut menjadi pelaku bom bunuh diri.

Dua hari setelah serangan, kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab. Namun penyelidik tidak menemukan hubungan langsung antara para pelaku lokal dengan ISIS.

Serangan dipimpin Zahran Hashim yang namanya sudah dikantongi polisi anti-teror serta intelijen Sri Lanka sejak sebelum kejadian.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut