Masjid Raya Weizhou di China Tak Jadi Dihancurkan, Umat Islam Lega
WEIZHOU, iNews.id - Pemerintah daerah Tongxin di Ningxia, China, tak jadi menghancurkan Masjid Raya Weizhou yang dibangun oleh muslim etnis Hui. Masjid sedianya akan dihancurkan pada pekan lalu karena dianggap tidak memiliki izin.
Setelah diskusi alot, pemerintah mendesak pengelola masjid untuk mencabut delapan dari sembilan kubah di masjid yang megah itu. Alasannya, kubah tersebut merupakan simbol dari Arab yang harus dihilangkan. Namun permintaan itu ditolak dengan alasan desain masjid di manapun identik dengan kubah dan tak terkait dengan Arab.
Aksi unjuk rasa menentang penghancuran masjid sudah berlangsung sejak Kamis pekan lalu. Ribuan muslim Hui berkumpul menghalangi upaya eksekusi.
Ini merupakan aksi penentangan umat Islam Hui terbesar terhadap pemerintahan Komunis terkait sinismie agama. Tak hanya Islam yang menjadi korban upaya penghilangan simbol-simbol keagamaan, tapi juga Kristen bahkan Budha.
Warga Weizhou merasa lega setelah pada Sabtu lalu, pemerintah Tongxin, selaku pengelola Kota Weizhou, menjamin tak akan menyentuh masjid itu sampai ada pembicaraan lebih lanjut dengan pengelola.
"Agar warga Hui di Weizhou bisa merasakan sinar matahari dan salat dalam kedamaian, dan agar hubungan masyarakat bisa berkembang dengan harmonis, sekarang [kami] hanya meminta rekonstruksi Masjid Raya Weizhou," demikian pernyataan pemerintah, dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Rabu (15/8/2018).
Warga pun menyambut dengan suka cita atas capaian ini.
"Sekarang suasana sudah kembali tenang. Pemimpin partai di daerah mengatakan kepada semua orang bahwa masjid hanya diubah tidak dihancurkan. Rekonstruksinya akan berlangsung setelah semua pihak menerima (dengan rencana itu)," kata seorang warga.
Sementara pengelola usaha di sekitar lokasi menambahkan, pembicaraan soal rekonstruksi akan dimulai setelah Hari Raya Idul Adha.
"(Pemimpin daerah) mengatakan, kita merayakan Idul Adha lebih dulu dan negosiasi mengenai rekonstruksi akan dilakukan setelah itu," ujarnya.
Terkait kesepakatan ini, beberapa layanan di Kota Weizhou yang sempat dimatikan, kembali normal, seperti jaringan internet.
Masjid juga sudah dibuka kembali untuk digunakan beribadah.
Mulanya, Pemerintah Weizhou ngotot membongkar masjid yang baru selesai dibangun pada tahun lalu itu untuk menggantikan bangunan yang lebih tua.
Masjid sebelumnya dibangun pada tahun 1979 untuk menggantikan masjid Weizhou berusia 600 tahun yang dihancurkan saat Revolusi Kebudayaan.
Editor: Anton Suhartono