Media China Rilis 3 Skenario Serang Taiwan, dari Serangan Rudal sampai Pesawat Pengebom
LONDON, iNews.id - Presiden Xi Jinping saat perayaan 100 tahun Partai Komunis China berjanji akan merebut atau menyatukan kembali Taiwan. Itu bukan kali pertama disampaikan Xi, menandakan China semakin maju untuk merebut kembali wilayah dipimpin presiden perempuan Tsai Ing Wen itu.
Baru-baru ini majalah bulanan pemerintah China Naval and Merchant Ships menerbitkan artikel berisi tiga tahap atau skenario untuk merebut kembali Taiwan.
Tahap pertama yakni melakukan serangan rudal balistik jarak pendek DF-16 guna menghancurkan bandara, radar peringatan dini, basis rudal pertahanan, serta pusat komando di seluruh Taiwan.
"Serangan terhadap bandara Taiwan akan berlanjut sampai pasukan Daratan (China) merampungkan pendaratan," bunyi artikel, seperti dilaporkan kembali The Sun.
Setelah itu, pesawat pengebom H-6 dan jet tempur J-16 menyerang pelabuhan Angkatan Laut. Ini membuka jalan bagi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk menggunakannya sebagai tempat pendaratan.
Lalu pada tahap kedua, sebagaimana diungkap artikel, rudal jelajah YJ-91 dan CJ-10 diluncurkan dari darat, kapal perang, dan kapal selam untuk melumpuhkan pangkalan militer, gudang amunisi, infrastruktur komunikasi, bahkan jalan-jalan utama di kota.
Setelah itu China akan mengirim drone untuk memantau dari udara kerusakan yang ditimbulkan.
Setelah dianalisis sampailah pada tahap terakhir, kapal perang dan pasukan roket darat menghancurkan rintangan yang tersisa sehingga marinir dan pasukan pendaratan amfibi bisa menjangkau dengan aman.
Ini bukan kali pertama Naval and Merchant Ships memublikasikan skenario serangan ke Taiwan. Tahun lalu majalah membuat artikel berisi skenario serangan terhadap sistem pertahanan udara Taiwan bertepatan dengan pelantikan Presiden Tsai Ing Wen untuk periode kedua.
Terlepas dari semua skenario serangan tersebut, Amerika Serikat memberikan jaminan untuk membantu Taiwan menghadapi China.
Pada 2020, AS menandatangani kesepakatan penjualan senjata senilai 2,2 miliar dolar AS dengan Taiwan untuk memperkuat pertahanan, termasuk pengadaan tank Abrams dan rudal Stinger.
Taiwan memisahkan diri dari China pada 1949 setelah kalahnya pemerintahan Republik China dari Partai Komunis yang dipimpin Mao Zedong. Namun China masih menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya.
Partai Komunis China menganggap Taiwan sebagai pemberontak dan berulang kali bersumpah untuk merebutnya kembali, bila perlu secara paksa, pada 2050.
Editor: Anton Suhartono