Mengenal Kamala Harris, Calon Wapres Kulit Hitam Pertama AS Pendamping Joe Biden
WASHINGTON, iNews.id - Calon presiden Amerika Serikat Joe Biden resmi menunjuk Kamala Harris, perempuan kulit hitam yang juga senator asal California, menjadi pendampingnya dalam Pemilihan Presiden AS 2020, November mendatang.
Perempuan 55 tahun itu menyingkirkan tujuh kandidat kuat pendamping Biden yang semuanya juga perempuan, di antaranya Susan Rice, Elizabeth Warren, dan Karen Bass.
Pemilihan Harris sangat mengejutkan, bukan hanya karena menjadi perempuan kulit hitam pertama yang menduduki posisi calon wakil presiden, tapi pernah melawan Biden dalam pencalonan atau premiere presiden di Partai Demokrat, sebelum memutuskan mundur.
Orangtua Harris merupakan imigran, ayahnya sempat menetap di Jamaika dan ibunya India. Dia juga merupakan perempuan kulit hitam pertama yang menjadi jaksa agung California serta perempuan kulit hitam kedua yang terpilih menjadi anggota Senat AS.
Dia lahir di Oakland, California. Setelah orangtuanya bercerai, Harris dibesarkan oleh seorang janda, Shyamala Gopalan yang juga peneliti kanker dan aktivis hak-hak sipil.
Dalam asuhan Shyamala Gopalan, dia tumbuh di tengah budaya India yang kental. Meski demikian Harris mengakui ibunya mengadopsi budaya kulit hitam Oakland yang kental.
"Ibu saya paham betul bahwa dia membesarkan dua anak perempuan kulit hitam," kata Harris dalam otobiografinya berjudul 'The Truths We Hold'.
"Dia tahu bahwa tanah air angkatnya akan melihat Maya dan saya sebagai perempuan kulit hitam dan dia bertekad untuk membuat kami tumbuh menjadi perempuan kulit hitam yang percaya diri dan bangga."
Perempuan dengan latar belakang pendidikan hukum itu sempat bentrok dengan Biden saat debat Demokrat pertama pilpres 2020. Dia mencela Biden terakait program bus tahun 1970-an yang memaksa integrasi sekolah-sekolah.
Namun sejak itu pamornya menurun di kalangan para pendukung Partai Demokrat. Dia pun memutuskan mundur dari pencalonan pada Desember 2019, namun pada Maret dia memutuskan mendukung Biden.
Harris merupakan politikus Demokrat pengkritik keras Presiden Donald Trump dan berulang kali menyerukan pemakzulan.
Performa Harris dalam pencalonan juga menurun sejak masuknya nama baru dari kalangan pengusaha, sebut saja miliarder Michael Bloomberg. Posisi Harris sempat turun ke nomor 6 karena disodok oleh Bloomberg dari total sekitar 15 peserta penjaringan calon presiden. Harris juga menegaskan dia tak punya cukup dana untuk kampanye.
Biden menegaskan tak menyimpan dendam dengan Harris setelah debat soal bus sekolah serta menggambarkan Harris sebagai sosok intelektual kelas 1.
Editor: Anton Suhartono