Mengenal Kukri, Pisau Pasukan Gurkha yang Wajib Berlumur Darah Setelah Dicabut dari Sarung
Bilah kukri biasanya memiliki lekukan di bagian pangkal bawah dekat gagang. Ada beberapa alasan untuk ini, seperti membuat darah atau getah jatuh dari mata pisau, tidak menjalar ke gagang yang bisa membuatnya jadi licin.
Alasan lain untuk mengetahui apakah mata pisau sudah tajam saat diasah. Beberapa alasan lainnya adalah sebagai simbol kaki sapi, simbol puting susu mengingat kukri tidak boleh digunakan untuk membunuh sapi hewan yang dipuja umat Hindu, atau digunakan untuk merebut pedang lain saat pertempuran.
Pasukan Gurkha selalu membawa kukri ke setiap medan pertempuran. Konon, begitu keluar dari sarungnya, kukri harus berlumur darah. Jika tidak, pemiliknya harus melukai diri sendiri sebelum memasukkannya ke sarung lagi. Ada juga yang beranggapan ungkapan itu hanya upaya untuk menaku-nakuti musuh. Namun, kekuatan pasukan Gurkha memang tidak bisa diremehkan. Bersama tentara Inggris, lebih dari 200.000 pasukan ikut bertempur dalam Perang Dunia I dan II.
Setelah Perang Dunia II selesai, jumlah pasukan Gurkha menurun drastis, hingga hanya tersisa sekitar 3.500 personel. Banyak pasukan Gurkha yang gugur saat perang dunia hingga menyentuh angka 43.000 jiwa.
Seorang ahli sejarah Inggris, Tony Gould, mengatakan tentara Gurkha merupakan prajurit andal dengan kualitas dan karakter yang menggambarkan petarung sejati. Pasukan Gurkha identik dengan kesadisannya, namun sebenarnya lembut serta berani dan disiplin.
Editor: Anton Suhartono