Menlu AS, Australia, India dan Jepang Bertemu Bikin Front Hadapi Ancaman China

TOKYO, iNews.id - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo berkunjung ke Jepang untuk bertemu mitranya, termasuk menlu Australia dan India. Pertemuan empat menlu itu untuk membuat front persatuan menghadapi ancaman China.

Perjalanan Pompeo dilakukan di tengah krisis virus corona yang mencengkeram pemerintahan AS, meskipun Presiden Donald Trump sudah keluar dari rumah sakit.

Baca Juga

AS dan Iran Bertengkar Sengit di PBB Soal Perundingan Nuklir

Pekan lalu Departemen Luar Negeri AS mengumumkan Pompeo akan mempersingkat turnya di Asia dengan menunda perjalanan ke Korea Selatan dan Mongolia terkait Covid-19 yang diderita Trump.

Meski demikian, pertemuan di Tokyo yang disebut dengan Quad tetap dipertahankan oleh Pompeo.

Baca Juga

Paus Fransiskus Tolak Bertemu Menlu AS Mike Pompeo, Kenapa?

Pompeo mengatakan kepada wartawan sebelum meninggalkan AS, perjalanannya ini telah disiapkan sejak lama.

"Menantikan untuk membahas peningkatan kerja sama untuk mempromosikan visi bersama kami untuk #IndoPacific yang bebas dan terbuka, terdiri dari negara-negara yang merdeka, kuat, dan sejahtera," katanya dalam cuitan, seperti dilaporkan kembali AFP, Selasa (6/10/2020).

Baca Juga

Menlu AS Pompeo Akan Kunjungi Yunani, Tunjukkan Dukungan atas Konflik dengan Turki

Dia juga mengatakan, kemungkinan ada beberapa pengumuman pencapaian penting setelah pertemuan dengan Menlu Jepang Toshimitsu Motegi, Menlu Australia Marise Payne, Menlu India Subrahmanyam Jaishankar.

Meski demikian pengumuman itu tidak akan disampaikan di Tokyo, melainkan setelah para menteri kembali ke negara masing-masing untuk berkonsultasi dengan para pemimpin mereka.

Baca Juga

Mike Pompeo: China Sengaja Picu Sentimen Antirasial di AS

Quad dipromosikan dengan gencar oleh mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sebagai upaya dari negara-negara demokrasi utama di kawasan untuk meningkatkan kerja sama dalam menghadapi China.

Kunjungan Pompeo ini merupakan yang pertama dilakukan pejabat tinggi AS sejak Perdana Menteri Yoshihide Suga menggantikan Abe yang mengundurkan diri karena sakit.

Editor: Anton Suhartono