Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesawat JetBlue Nyaris Tabrakan dengan Pesawat Tanker Angkatan Udara AS di Karibia
Advertisement . Scroll to see content

Menlu Blinken Kunjungi China, Analis Korut: Itu Perjalanan untuk Mengemis

Rabu, 21 Juni 2023 - 10:02:00 WIB
Menlu Blinken Kunjungi China, Analis Korut: Itu Perjalanan untuk Mengemis
Analis hubungan internasional Korut, Jong Yong Hak mengatakan kunjungan Menlu AS Anthony Blinken ke China adalah perjalanan untuk mengemis. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

PYONGYANG, iNews.id - Seorang analis hubungan internasional Korea Utara (Korut), Jong Yong Hak mengatakan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken ke China adalah perjalanan untuk mengemis. Sebelumnya, kebijakan AS telah gagal menekan China. 

Dalam sebuah komentar yang disiarkan oleh kantor berita Korea Utara KCNA, Jong mengatakan, kunjungan yang jarang dilakukan itu bertujuan untuk meminta pelonggaran ketegangan. Upaya untuk menekan dan menahan China dapat menjadi bumerang yang memberikan pukulan fatal bagi ekonomi AS.

"Singkatnya, menteri luar negeri AS baru-baru ini tidak dapat dinilai selain dari perjalanan pengemis yang memalukan dari provokator yang mengakui kegagalan kebijakan menekan China," katanya Rabu (21/6/2023). 

Komentar itu juga menyebut AS bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan regional dengan kumpulan anti-China. Di antaranya pengelompokan QUAD dengan Jepang, India dan Australia dan pakta AUKUS dengan Inggris dan Australia.

"Ini adalah puncak dari kesepakatan ganda dan kelancangan khas AS untuk memprovokasi terlebih dahulu dan kemudian berbicara tentang apa yang disebut 'kontrol yang bertanggung jawab atas perbedaan pendapat'," katanya.

Sebelumnya, Blinken dan Presiden China Xi Jinping bertemu pada Senin (19/6/2023). Mereka setuju untuk menstabilkan persaingan sengit keduanya sehingga tidak mengarah ke konflik.

Blinken mendesak China untuk mendorong Korea Utara menghentikan peluncuran rudal. Itu karena karena Beijing dinilai memiliki "posisi unik" untuk menekan Pyongyang agar terlibat dalam dialog.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut