Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jepang Perang Lawan Beruang, Kerahkan Pasukan Bela Diri
Advertisement . Scroll to see content

Menlu Retno: Indonesia Menolak Keras Penggunaan Kekerasan Aparat Myanmar

Selasa, 30 Maret 2021 - 20:25:00 WIB
Menlu Retno: Indonesia Menolak Keras Penggunaan Kekerasan Aparat Myanmar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Foto: Kemlu)
Advertisement . Scroll to see content

TOKYO, iNews.id – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengecam penggunaan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan untuk menghalau unjuk rasa menolak kudeta di Myanmar. Menurut dia, tindakan keras semacam itu tidak dapat diterima.

Hal itu dinyatakan Retno dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Jepang Motegi Toshimitsu di Tokyo, Senin (29/3/2021), saat keduanya membahas sejumlah isu kawasan dan dunia.

“Indonesia menolak keras penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan (Myanmar) yang menyebabkan jatuhnya lebih dari 100 korban meninggal pada 27 Maret 2021,” kata Retno saat menyampaikan keterangan pers secara virtual, Selasa (30/3/2021).

Dia menuturkan, Jepang juga menyampaikan keprihatinan yang sama dengan Indonesia terkait perkembangan situasi di Myanmar. Retno pun menyerukan penghentian kekerasan dengan segera agar korban tidak kembali berjatuhan, di samping dialog yang harus terus diupayakan.

“Hanya melalui dialog, Myanmar akan dapat menyelesaikan masalah mereka,” tuturnya.

Sebelumnya, melalui keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Menlu Motegi mengecam keras situasi di Myanmar yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Untuk itu, dia menyambut baik upaya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) membantu mengatasi situasi di Myanmar. Motegi juga menyampaikan rasa hormat atas kepemimpinan Indonesia dalam upaya tersebut. 

“Dengan tetap menghormati prinsip nonintervensi, sejak awal ASEAN telah menawarkan bantuan kepada Myanmar,” kata Retno.

“Dialog harus diupayakan untuk mengembalikan demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di Myanmar,” tutur Menlu Retno. 

Dalam kunjungannya ke Tokyo, Retno juga sempat berdiskusi dengan utusan khusus Jepang untuk rekonsiliasi nasional Myanmar, Sasakawa Yohei.

Sedikitnya 510 warga sipil tewas dalam dua bulan unjuk rasa untuk melawan kudeta militer di Myanmar, menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP). Kelompok itu juga mencatat, Sabtu (27/3/2021) lalu menjadi hari paling berdarah selama unjuk rasa antikudeta di Maynmar, dengan total 141 korban tewas.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut