Menteri di Jepang Ajukan Cuti 2 Pekan untuk Menjaga Anaknya yang Baru Lahir
"Data menunjukkan bahwa 80 persen laki-laki, setelah bergabung angkatan kerja, mengatakan mereka ingin mengambil cuti kelahiran. Tapi hanya 6 persen dari mereka yang benar-benar melakukannya," kata Koizumi, dikutip dari Reuters, Rabu (15/1/2020).
"Sekarang saya mengerti alasan dari kesenjangan ini. Begitu banyak laki-laki yang menghadapi konflik seperti ini, ingin cuti tapi tak bisa melakukannya," ujarnya, menambahkan.
Cuti kelahiran di Jepang termasuk yang paling longgar di dunia, yakni memberikan cuti hingga 1 tahun kepada laki-laki dan perempuan, bahkan bisa lebih lama lagi jika di wilayah mereka tidak terdapat penitipan anak. Kebijakan cuti ini bahkan lebih longgar lagi bagi pegawai negeri.
Namun hanya 6 persen laki-laki Jepang yang mengambil cuti 'penitipan' anak, Itu pun sebagian besar dari mereka hanya mengambil cuti kurang dari sepekan.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendorong lebih banyak laki-laki mengambil cuti melahirkan. Dia juga mendesak perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi para karyawan perempuan untuk memiliki anak, melalui program 'Womenomics'.
Koizumi ditunjuk sebagai menteri lingkungan pada September 2010. Sebelumnya dia menikah menikahi Christel Takigawa, seorang tokoh pertelevisian keturunan Prancis-Jepang.
Editor: Anton Suhartono