Menteri Prancis Bintang Majalah Playboy Dipecat Macron, Diduga Salah Gunakan Dana Publik

PARIS, iNews.id - Seorang menteri di kabinet Presiden Prancis Emmanuel Macron, Marlene Schiappa, dipecat, Kamis (20/7/2023). Perempuan yang menjabat Menteri Negara untuk Sosial dan Solidaritas Ekonomi itu pernah memicu kontroversi karena tampil di majalah Playboy.

Schiappa dipecat setelah menjabat selama 6 tahun lebih atas dugaan penyalahgunaan dana publik yang dialokasikan untuk mencegah ekstremisme.

Baca Juga

Trump Komentari Serangan Zionis Terbaru di Gaza: Israel Harus Membalas

Dia dihubungi Macron melalui telepon pada Kamis sore dan mendapat kabar pemberhentiannya.

“Kami berbicara lama sekali, sekitar 30 menit. Dia (Macron) berterima kasih kepada saya atas komitmen saya yang tidak pernah gagal selama 7 tahun terakhir,” kata Schiappa, kepada surat kabar Le Monde, dikutip Jumat (21/7/2023). 

Baca Juga

Waduh, Senjata Bantuan Barat untuk Ukraina Digunakan Demonstran Prancis

Schiappa membuat kontroversi pada April lalu setelah muncul di cover majalah Playboy, meski penampilannya masih terjaga. 

Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengecam penampilannya di majalah pria dewasa itu dengan menyebutnya tidak pantas sama sekali.

Baca Juga

Komandan Ukraina Keluhkan Kendaraan Tempur Prancis Ini Tak Layak Perang Lawan Rusia

Schiappa juga terlibat dalam skandal Marianne Fund terkait penyalahgunaan pendanaan dalam kasus seorang guru penghina Nabi Muhammad SAW yang tewas dipenggal pada 2020.

Hasil penyelidikan media, yakni majalah Marianne dan televisi France 2, mengungkap Schiappa mengalihkan lebih dari 2 juta euro uang publik kepada orang-orang yang memiliki hubungan pribadi dengannya. 

Desakan mundur terhadap Schiappa juga datang dari politisi oposisi, terutama setelah Kantor Jaksa Keuangan Nasional membuka penyelidikan beberapa dugaan pelanggaran, termasuk penyalahgunaan dana publik.

Schiappa membantah semua tuduhan itu dengan menganggapnya sebagai fitnah. Dia bahkan mengancam akan menggugat balik dengan melaporkan kasus pencemaran nama baik.

Editor: Anton Suhartono