Militer Myanmar Tangkap Orang Kepercayaan Aung San Suu Kyi, Terancam Penjara Seumur Hidup
YANGON, iNews.id - Seorang anggota senior partai berkuasa Myanmar, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), ditangkap Jumat (5/2/2021) pagi, 4 hari setelah kudeta militer yang menggulingkan kepemimpinan Aung San Suu Kyi.
Pemerinahan militer yang dipimpin Min Aung Hlain terus menangkapi ratusan anggota parlemen dari NLD serta pejabat pemerintahan Syu Kyi pascakudeta.
Organisasi Asosiasi Bantuan Tahanan Politik Myanmar menyatakan, hingga Kamis, militer menangkap setidaknya 147 orang, terdiri dari 133 pejabat dan anggota parlemen serta 14 aktivis pro-demokrasi.
Win Htein, orang kepercayaan Suu Kyi, yang secara terbuka menyerukan perlawanan kudeta, merupakan tokoh terbaru yang ditangkap.
Juru Bicara NLD Kyi Toe mengungkap, pria 79 tahun itu ditangkap di rumahnya di Yangon dan dibawa ke Ibu Kota Naypyitaw.
Win Htein mengatakan kepada radio BBC, dia ditahan atas tuduhan menghasut dengan ancaman hukuman maksimum penjara seumur hidup.
“Mereka tidak menyukai apa yang saya katakan. Mereka takut dengan apa yang saya katakan," katanya, seperti dilaporkan kembali Associated Press.
Sementara itu NLD menyatakan, presiden Myanmar yang digulingkan Win Myint ditahan hingga pertengahan Februari untuk menjalani pemeriksaan terkait dakwaan pelanggaran UU manajemen bencana.
Pemerintah militer pada Kamis memblokir akses ke Facebook sebagai upaya untuk menggagalkan unjuk rasa.
Facebook merupakan platform media sosial utama yang biasa digunakan untuk mengakses informasi di Myanmar karena media konvensional dikendalikan pemerintah.
Meski demikian tanda-tanda perlawanan masih bisa dirasakan. Pada Kamis ratusan orang berunjuk rasa di berbagai kota menentang kudeta. Coretan anti-kudeta juga terlihat di Yangon serta unjuk rasa sekitar 20 orang di luar sekolah kedokteran di Mandalay.
Petugas medis menyatakan tidak akan bekerja untuk pemerintahan militer dan sempat melakukan mogok kerja.
Sementara itu ribuan warga berunjuk rasa di Ibu Kota Naypyitaw pada Kamis mendukung kudeta militer. Ini merupakan gambaran terbaru yang bertujuan untuk memproyeksikan citra bahwa rakyat merestui perebutan kekuasaan.
Editor: Anton Suhartono