Militer Sudan Akhirnya Kembalikan Pemerintahan ke PM Abdalla Hamdok Setelah Dikudeta
Asosiasi Profesional Sudan (SPA), sebuah kelompok pro-demorkasi protes terdepan, menyebut kesepakatan ini sebagai berbahaya.
Puluhan ribu orang bergabung dalam unjuk rasa di Ibu Kota Khartoum dan kota besar lainnya seperti Omdurman dan Bahri. Mereka dibubarkan oleh pasukan keamanan menggunakan tembakan dan gas air mata. Seorang demonstran berusia 16 tahun di Omdurman tewas akibat luka tembak.
"Hamdok telah mengecewakan kami. Satu-satunya pilihan kami adalah turun ke jalan," kata Omar Ibrahim (26), seorang demonstran di Khartoum.
Amerika Serikat, Inggris, Norwegia, Uni Eropa, Kanada, dan Swiss menyambut baik dikembalikannya Hamdok ke jabatannya. Dalam pernyataan bersama mereka juga mendesak pembebasan tahanan politik lainnya. PBB juga menyambut baik kesepakatan tersebut.
Kudeta 25 Oktober memicu demonstrasi besar-besaran menentang militer. Petugas medis yang bersekutu dengan gerakan pro-demokrasi menyebut, pasukan keamanan membunuh 41 warga sipil sejak itu.
Editor: Anton Suhartono