Moskow Tarik Mundur Pasukan dari Kherson, Bagini Reaksi Kiev
 
                 
                KIEV, iNews.id - Pemerintah Ukraina masih meragukan keputusan Rusia menarik mundur pasukannya dari tepi barat Sungai Dnipro dekat Kota Kherson. Mereka melihat pasukan yang keluar dari Kota Kherson tak terlalu banyak.
Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, dalam sebuah video yang diposting online pada Rabu (9/11/2022) malam mengatakan, beberapa pasukan Rusia masih berada di Kherson.
 
                                “Mereka bergerak keluar, tetapi tidak sebanyak jika itu adalah penarikan penuh atau pengelompokan kembali,” katanya.
Dia menambahkan, tambahan kekuatan Rusia sedang dikirim ke wilayah tersebut. Selain itu, pasukan Rusia juga menghancurkan jembatan dan memasang ranjau darat saat mereka pergi.
 
                                        "Dan untuk saat ini, kami tidak tahu niat mereka - apakah mereka akan terlibat dalam pertempuran dengan kami dan akankah mereka mencoba menguasai kota Kherson? Mereka bergerak sangat lambat," katanya.
Kota Kherson merupakan satu-satunya ibu kota regional yang direbut Rusia setelah invasinya pada Februari. Kota ini telah menjadi fokus serangan balasan Ukraina.
 
                                        Kherson mengendalikan satu-satunya rute darat ke semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pada 2014 dan muara Dnipro, sungai yang membelah Ukraina. Pejabat Rusia telah mengevakuasi puluhan ribu warga sipil dalam beberapa pekan terakhir.
Wilayah Kherson menjadi salah satu dari empat wilayah yang dikatakan oleh Presiden Putin bawhwa mereka bergabung dengan Rusia selamanya. Menurut Moskow, wilayah ini telah ditempatkan di bawah payung nuklirnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu (9/11/2022) memerintahkan pasukannya untuk mundur dari Kota Kherson yang diduduki Moskow di Ukraina. Dia pun menginstruksikan kepada para prajuritnya untuk mengambil garis pertahanan di tepi seberang Sungai Dnipro.
Reuters melansir, pengumuman itu menjadi salah satu tanda kemunduran Rusia yang paling signifikan sejak berlangsungnya agresi militer mereka di Ukraina, hampir sembilan bulan lalu. Perintah Shoigu tersebut dianggap sebagai titik balik potensial dalam perang yang melibatkan dua negara bertetangga itu.
Dalam komentar yang disiarkan televisi, Jenderal Sergei Surovikin, yang memimpin keseluruhan perang, melaporkan kepada Shoigu bahwa tidak mungkin lagi menjaga pasokan Kota Kherson.
Editor: Umaya Khusniah