Mugabe Pidato Tak Akan Mundur, Zimbabwe Siapkan Pemakzulan
HARARE, iNews.id - Presiden Zimbabwe Robert Mugabe bergeming. Pemimpin yang telah memerintah selama 37 tahun lebih itu bersikukuh tetap berkuasa meski sudah didesak untuk mundur oleh partainya, Zanu-PF. Zimbabwe pun menyiapkan opsi pemakzulan.
Mugabe pun telah dipecat sebagai pemimpin partai oleh Zanu-PF dalam pertemuan pada Minggu,19 November 2017. Sebanyak 10 dari 11 perwakilan partai di daerah menyetujui mengganti Mugabe. Tidak hanya itu, istrinya, Grace, yang sedianya akan maju dalam pemilihan presiden pada Desember mendatang, harus keluar dari partai.
Dalam pidato selama 20 menit, Mugabe tak mengeluarkan kata pengunduran diri, meski pidato itu juga disaksikan banyak jederal. Bahkan dia seolah tidak mengerti dengan dinamika politik yang sedang terjadi di negaranya beberapa jam sebelumnya.
"Ini merupakan tantangan bagi saya sebgai kepala negara dan pemerintahan," kata Mugabe dalam pidatonya, dikutip dari Reuters, Senin (20/11/2017).Bahkan dia mengatakan akan memimpin sidang kongres yang akan berlangsung bulan depan.
Pemimpin oposisi Morgan Tsavangirai pun dibuat bingung oleh manuver Mugabe. Isu yang berkembang sebelumnya, Mugabe akan menyampaikan pengunduran diri dalam pidato yang disiarkan langung di televisi nasional itu. Tapi, dia justru ingin berusaha mengatasi keadaan dengan jabatannya sebagai presiden.
"Saya bingung, Bukan hanya saya, tapi juga seluruh rakyat. Dia seperti sedang bermain, dia mencoba mengelabui semua orang," kata Tsavangirai.
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dalam sebuah acara beberapa waktu lalu. (Foto:Ist)
Zanu-PF memberi waktu bagi pria berusia 93 tahun itu untuk mengundurkan diri dalam 24 jam, terhitung sejak partai memecatnya, Minggu 19 November 2017, atau batas waktunya jatuh pada Senin siang waktu setempat. Jika tidak mundur juga, dia akan menghadapi pemakzulan.
Menurut Chris Mutsvangwa, pemimpin veteran perang, jika Mugabe tak mengundurkan diri sampai Senin siang, perjuangan pihak oposisi akan berlanjut ke parlemen pada Selasa mendatang dengan mengagendakan pemakzulan. Tidak hanya itu dia dan kubu oposisi lainnya menyiapkan demonstrasi besar-besaran pada Rabu mendatang.
Krisis politik di Zimbabwe bermula pada Rabu 15 November 2017 saat militer mengepung kediaaman Mugabe. Sejak itu dia dan istrinya menjadi tahanan rumah. Tapi militer menepis aksinya itu sebagai bentuk kudeta.
Upaya negosiasi militer dengan Mugabe terus dilakukan untuk memintanya mundur, tapi tetap gagal. Mugabe menegaskan tidak akan mundur. Bahkan teman dekat yang juga seorang pastor untuk meminta mundur, diabaikan.
Lalu pada Sabtu 18 November, puluhan ribu warga memadati jalan-jalan di Harare menuntut pengunduran diri Mugabe. Disusul dengan pertemuan partai Zanu-PF pada Minggu yang memecat Mugabe sebagai pemimpin partai.
Editor: Zen Teguh