Murka kepada Netanyahu, Senator AS Bernie Sanders: Dia Bikin Anak-Anak Gaza Kelaparan 

WASHINGTON, iNews.id - Senator independen Amerika Serikat (AS) Bernie Sanders menegaskan negaranya tak boleh terlibat dalam perang mengerikan melawan rakyat Palestina di Jalur Gaza. Seluruh dunia sedang menyaksikan kebrutalan Israel terhadap anak-anak dan perempuan.

"Seluruh dunia menyaksikannya. (Perdana Menteri Israel) Netanyahu membuat anak-anak Gaza kelaparan. Kita tidak bisa terlibat dalam kekejaman ini," kata Sanders, dalam pesan video di akun media sosial X, seperti dilaporkan Anadolu, Rabu (21/2/2024).

Baca Juga

Masjid Ini Diguncang Bom saat Jemaah Hendak Salat, 7 Orang Meninggal

“Saya tidak bisa berkata-kata untuk menggambarkan betapa mengerikannya situasi ini dan apa yang akan terjadi,” ujarnya, menambahkan.

Ratusan ribu anak-anak, lanjut dia, menderita kelaparan dan kekurangan air bersih. PBB mengungkap, seluruh warga Gaza berada dalam risiko kelaparan dan sekitar 378.000 orang sudah menderita kelaparan.

Baca Juga

Israel Ancam Serang Rafah pada Ramadan, Hamas Tetap Tak Akan Bebaskan Sandera

Menurut Sanders, banyak fasilitas rusak akibat serangan udara pasukan Zionis. Selain itu banyak petugas medis yang bekerja untuk menyelamatkan nyawa anak-anak justru terbunuh.

Fasilitas medis yang masih beroperasi saat ini kekurangan kebutuhan dasar untuk menyelamatkan nyawa dan merawat pasien. Akibat serangan Israel dan blokade bantuan, hanya sebagian kecil dari makanan, air minum, obat-obatan, serta bahan bakar yang bisa masuk Gaza.

Baca Juga

Hubungan Memanas, Brasil Tarik Dubes dari Israel

Serangan Israel ke Gaza hingga Selasa (20/2/2024) telah menewaskan 29.100 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan.

Selain itu 85 persen dari total 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi. Sebagian besar dari pengungsi itu kini mendiami Rafah, kota di perbatasan Mesir yang akan menjadi target serangan darat Israel berikutnya.

Baca Juga

Senator AS Ini Tolak Bantuan Rp156 Triliun untuk Israel, Sebut Netanyahu Tak Punya Moral

Editor: Anton Suhartono