Nah, Perempuan Israel Ini Ungkap Ibunya Tewas Ditembak Tentara Zionis saat Disandera Hamas
ISTANBUL, iNews.id - Seorang warga Israel yang sempat disandera Hamas mengungkap kebrutalan tentara Zionis yang menyebabkan ibunya tewas. Saat itu korban dibawa para pejuang Hamas ke Gaza saat serangan pada 7 Oktober.
Tentara Zionis mengejar pejuang, yakni anggota Brigade Izzuddin Al Qassam sayap militer Hamas, yang membawa para sandera ke arah Gaza sambil melepaskan tembakan. Namun tembakan itu tak hanya mengenai para pejuang, melainkan sandera yang dibawa menggunakan kendaraan traktor.
Padahal tentara Israel menyadari betul bahwa tembakan tersebut bisa membahayakan pada sandera. Kasus ini terungkap setelah sandera itu dibebaskan Hamas kemudian menceritakan pengalaman horor itu kepada stasiun televisi Channel 12.
Ibunya terkena tembakan yang dilepaskan tentara Zionis dan dirinya terluka juga akibat peluru.
“Ibu saya, yang sangat saya sayangi, terbunuh. Saya terluka di punggung dan saudara laki-laki saya terluka di kaki,” katanya, seperti dilaporkan kembali Anadolu, Selasa (19/12/2023).
Menurut Channel 12, tentara Israel melepaskan tembakan untuk menghentikan traktor menuju Gaza, namun terlalu membabi buta.
Kasus serupa terjadi sebelumnya, baik pada 7 Oktober maupun setelahnya. Tentara Zionis menembak mati sandera Israel di Gaza.
Militer Israel diyakini menerapkan Protokol Hannibal. Protokol ini pertama kali diterapkan pada 1986 sebagai respons atas maraknya penyanderaan terhadap warga Israel. Meski demikian militer merahasiakannya selama hampir 20 tahun.
Protokol tersebut membolehkan tentara menembak sandera warga Israel maupun pelaku jika upaya penyelamatan gagal. Tujuan dari praktik protokol ini adalah mencegah dampak lebih berbahaya akibat penyanderaan.
Warga Israel baru menyadari adanya protokol ini pada 2003 setelah seorang dokter Israel yang bertugas sebagai tentara cadangan di Lebanon, Avner Shiftan, mengungkapnya ke surat kabar Haaretz.
Media Israel pada 19 November mengangkat kembali protokol itu yakni terkait serangan Hamas di Kibbutz Be'eri pada 7 Oktober. Serangan itu menewaskan 14 warga Israel, termasuk anak kembar Liel dan Yanai Hetzroni (12).
Awalnya media Israel mengangkat laporan kebrutalan Hamas sebagai pembunuh 14 warga sipil tersebut. Namun para saksi kemudian buka suara, pasukan Israel-lah yang menembak mereka menggunakan tank yakni diarahkan ke rumah tempat para sandera ditahan.
Editor: Anton Suhartono