Negara yang Melarang Hijab, Paling Keras Ternyata Bukan Negara Barat Sekuler
BBC menyebut Rahmon sebagai tokoh yang memecah belah bangsanya sendiri. Dia berhasil melanggengkan kekuasaan dalam berabgai pemilihan umum yang jauh dari kata bebas dan adil.
Majalah mingguan yang terbit di Inggris dan Amerika Serikat, The Week melansir, para analis telah menghitung 35 tindakan terkait agama yang diambil oleh pemerintah Rahmon. Sebagai bagian dari “kampanye antiradikalisasi” pada 2016, polisi Tajikistan mengaku telah memotongi janggut 13.000 laki-laki dan menutup 160 toko yang menjual jilbab. Seorang pria mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak akan pernah melupakan penghinaan yang dia rasakan saat janggutnya dicukur paksa di kantor polisi.
Ribuan pria juga dipenjara atas tuduhan menerapkan “perilaku orang asing dan tidak sesuai dengan budaya Tajikistan”. Pihak berwenang sebelumnya juga telah meminta para orang tua untuk memberi anak-anak mereka nama tradisional Tajikistan, alih-alih nama Arab atau yang terdengar asing.
Pada 2017, Komite Urusan Agama Tajikistan mengatakan bahwa hampir 2.000 masjid ditutup hanya dalam satu tahun. Beberapa tempat ibadah di negara itu diubah menjadi kedai teh atau pusat medis.
Untuk skala nasional, Tajikistan saat ini bisa disebut sebagai negara yang paling keras melarang hijab. Sementara di luar itu, ada beberapa negara yang juga menerapkan kebijakan serupa meski skalanya tidak mencakup keseluruhan wilayah negara tersebut.