Netizen China Takut ke Kamboja dan Myanmar akibat Maraknya Kasus Perdagangan Orang
BEIJING, iNews.id - Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke Kamboja dan Myanmar marak terjadi. Selain warga negara Indonesia (WNI), warga China juga banyak yang menjadi korban.
Melansir dari The China Project, Jumat (11/8/2023), pariwisata di Kamboja turun 80 persen pada 2020. Sejumlah cara dilakukan oleh Kamboja, salah satunya dengan melatih warganya berbahasa China.
Myanmar juga terus membenahi pariwisatanya dengan membuka kembali penerbangan ke Jilin, China, yang berbatasan dengan Myanmar.
Namun, upaya kedua negara itu mendapat respons negatif dari netizen China. Mereka mengkritik banyaknya kasus perdagangan orang di sana.
"Aib bagi pejabat Jilin yang bekerja dengan Myanmar. Orang-orang Jilin seharusnya bersatu dan menolak ajakan dari pemerintah untuk mengunjungi Myanmar," tulis seorang pengguna media sosial China Douyin.
Banyak berita terkait perdanganan orang di China yang menyebabkan kekhawatiran. Bukan hanya pekerja, turis China juga disebut ada yang menjadi korban perdagangan orang.
"Jika saya pergi, saya pikir saya tidak akan bisa meninggalkan Myanmar dalam kondisi fisik yang utuh," tulis pengguna Douyin lainnya.
Bareskrim Polri sebelumnya menangkap ratusan tersangka TPPO. Bahkan ada perwira polisi ditangkap karena terlibat perdaganan orang ke Kamboja.
Selain itu, puluhan WNI masih banyak yang menghubungi Myanmar untuk dipulangkan. Kasus ini masih menjadi perhatian serius di Indonesia.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq