Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Formas Buka Jalan Investasi China, KEK Batang Disiapkan Jadi Lokomotif Industri
Advertisement . Scroll to see content

Operasi Transplantasi Kepala Manusia di China Tuai Kontroversi

Selasa, 21 November 2017 - 12:52:00 WIB
Operasi Transplantasi Kepala Manusia di China Tuai Kontroversi
Ilustrasi (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

HARBIN, iNews.id - Operasi transplantasi kepala manusia yang sudah meninggal dunia oleh dokter di China menimbulkan kontroversi di kalangan ahli medis.

Transplantasi tersebut diumumkan oleh seorang profesor Italia yang juga Direktur Turin Advanced Neuromodulation Group, Sergio Canavero, dalam sebuah konferensi pers di Wina, Austria, pada Jumat, 17 November 2017.

Oparasi dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Ren Xiaoping, ahli bedah dari Harbin Medical University, Provinsi Heilongjiang, China. Menurutnya, operasi serupa pada orang hidup akan segera terjadi.

Transplantasi dilakukan di Harbin membutuhkan waktu 18 jam itu. Ren dan timnya berhasil menghubungkan kepala yang terputus dengan tulang belakang, saraf, dan pembuluh darah. Demikian laporan Harian Scince and Technology, sebagaimana dikutip kembali oleh China Daily.

"Data, prosedur, dan hasilnya akan kami publikasikan di jurnal Bedah Neurologi Internasional AS dalam minggu ini," ucapnya.

Ren dan Canavero sudah bekerja sama selama beberapa tahun terakhir dalam mentransplantasi kepala. Ren sebelumnya telah melakukan transplantasi kepala seekor monyet ke tubuh monyet lain pada tahun lalu. Tapi hewan mamalia itu hanya mampu bertahan hidup selama 20 jam setelah operasi.

"Operasi ini sangat penting. Transplantasi kepala belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah medis manusia. Ada banyak tantangan yang harus ditangani untuk menyelesaikan pembedahan dan kami telah membuat rencana yang inovatif," kata Ren.

Kontroversi muncul dari kalangan dunia medis. Li Wei, ahli bedah transplantasi Rumah Sakit Umum Angkatan Bersenjata di Beijing mengatakan, banyak hambatan yang akan dihadapi dalam melakukan transplantasi kepala.

"Transplantasi membutuhkan konjungsi otot, pembuluh darah, dan neuron. Perbaikan saraf tulang belakang yang rusak juga masih tidak mungkin dilakukan saat ini," kata Li.

Zhai Xiaomei, profesor etika kehidupan di Union Medical College Hospital Beijing, mengatakan belum tentu operasi transplantasi kepada pada manusia hidup akan berhasil.

"Mereka tidak bisa membuktikan apakah operasi itu berhasil atau tidak. Selain itu, kalangan akademis pada umumnya percaya bahwa operasi serupa yang sukses pada manusia hidup tidak mungkin dilakukan dan banyak hambatan teknis yang perlu dipecahkan terlebih dulu," kata Zhai.

Dia menilai, pertanyaan etis seperti identitas pribadi akan muncul sekalipun operasi ini berhasil.

"Ini berbeda dengan transplantasi normal, seperti jantung. Misalkan kepala orang A ditransplantasikan ke tubuh B, bagaimana menentukan siapa yang akan menjadi orang baru setelah operasi, A atau B?" ungkapnya.

Para ahli masih mendiskusikan dampaknya. Namun banyak yang menilai bahwa kepala yang berfungsi setelah operasi akan lebih punya hak dibandingkan tubuh dalam menentukan identitasnya nanti.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut