Orang Indonesia Paling Banyak Jadi Relawan, Warga Myanmar Beramal
"Dengan melihat perubahan dalam hasil jajak pendapat Gallup dari waktu ke waktu, saya bisa mengidentifikasi beberapa penyebab meningkatnya perilaku prososial. Ini termasuk perubahan nilai-nilai masyarakat di dunia modern, dan terjadinya keadaan darurat tertentu," kata Smith.
Krisis pengungsi tahun-tahun terakhir di Eropa, Afrika, dan Myanmar mungkin mendorong lebih banyak orang menyumbangkan uang dan membantu orang asing, misalnya.
"Sangat menarik melihat indeks (keterlibatan masyarakat) yang tinggi di negara-negara yang terkena wabah Ebola," ujar Smith.
Menurut Gallup, orang-orang yang paling banyak mencurahkan waktunya untuk kegiatan amal di 2017 adalah Indonesia.
Smith mengungkapkan, negara-negara yang masyarakatnya tersentuh modernisasi dengan cepat -di mana nilai-nilai bergerak mendukung kebebasan individu dan kesempatan yang sama untuk semua- justru mengalami peningkatan dalam hal kesukarelaan.