Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Israel Beri Syarat Negara yang Bisa Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian ke Gaza, Apa Itu?
Advertisement . Scroll to see content

Organisasi HAM: Rusia dan Suriah Lakukan Kejahatan Perang Bunuh Ratusan Warga Kota Idlib

Kamis, 15 Oktober 2020 - 19:18:00 WIB
Organisasi HAM: Rusia dan Suriah Lakukan Kejahatan Perang Bunuh Ratusan Warga Kota Idlib
Foto rerentuhan gedung di kota Idlib mengalami kehancuran akibat peperangan antara tentara Suriah dan kelompok pemberontak. (foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Organisasi pejuang hak asasi manusia (HAM) Human Rights Watch (HRW) merilis laporan kejahatan yang pernah dilakukan oleh angkatan bersenjata pemerintah Rusia dan Suriah dalam menumpas pemberontak di barat laut Suriah.

HRW dalam laporannya, Kamis (15/10/2020), mengungkap hasil penyelidikan puluhan serangan udara dan darat yang melanggar hukum terhadap sasaran sipil di wilayah sekitar kota Idlib dalam rentang April 2019 dan Maret 2020. Serangan itu menewaskan ratusan warga sipil dan menyebabkan lebih dari 1,4 juta orang mengungsi.

Laporan bertajuk Menargetkan Kehidupan di Idlib setebal 167 halaman berdasarkan data yang diperoleh dari ratusan foto dan citra satelit serta catatan pengintai penerbangan untuk memeriksa 46 insiden pengeboman, sebagian kecil dari serangan udara dan penembakan yang terjadi.

Serangan tersebut melibatkan pelanggaran berulang yang merupakan "kejahatan perang yang nyata, dan mungkin termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan", kata laporan itu.

"Mereka menyerang rumah sakit, sekolah, pasar, kawasan pemukiman. Bukan hanya secara tidak sengaja, tidak saat mereka mencoba untuk menargetkan apa yang disebut teroris, tetapi dengan sengaja," kata Kenneth Roth, kepala global organisasi tersebut, kepada Reuters TV.

"Tujuan dari operasi militer selama 11 bulan adalah untuk mengusir warga sipil dan membuat wilayah mereka tidak dapat dihuni dengan harapan akan lebih mudah bagi angkatan bersenjata Rusia dan Suriah untuk merebut kembali wilayah itu," lanjutnya.

Rusia dan pemerintah Suriah membantah tuduhan pengeboman sembarangan terhadap warga sipil di daerah di mana tiga juta orang telah mengungsi selama konflik hampir 10 tahun itu. Kedua sekutu itu mengatakan mereka hanya menargetkan militan radikal yang memegang kekuasaan di wilayah tersebut.

HRW mengatakan belum menerima tanggapan atas ringkasan temuan dan pertanyaan kepada pemerintah Suriah dan Rusia.

Operasi militer tersebut berakhir setelah gencatan senjata Maret lalu antara Turki dan Rusia, yang mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik tersebut.

Laporan HRW menyebutkan 10 pejabat senior Rusia dan Suriah termasuk Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin serta komandan militer mereka harus dimintai pertanggungjawaban.

"Hanya dengan menindaklanjuti dan memastikan bahwa orang-orang yang telah terlibat kejahatan perang ini, tidak lolos dari hukuman, akan ada konsekuensi jika menjalankan strategi kejahatan perang ini," tuturnya.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut