Pakistan Gelar Pemilu Hari Ini, Akankah Muncul Pemimpin Baru?
ISLAMABAD, iNews.id - Pakistan memulai pemilihan umum, Rabu (25/7/2018). Tahun ini merupakan pertarungan antara pahlawan kriket yang diboyong Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), Imran Khan, dengan partai mantan perdana menteri Nawaz Sharif, Partai Liga Muslim-Nawaz (PML-N).
Sekitar 106 juta dari total penduduk 208 juta orang memiliki hak suara untuk menentukan nasib Pakistan lima tahun mendatang. Pemilu dimulai Rabu pagi dan tempat pemungutan suara akan ditutup pada pukul 18.00 waktu setempat. Hasil pemilu diperkirakan bisa diketahui pada Kamis pukul 02.00.
Tahun ini pemilu dibayangi tuduhan ketidaknetralan militer yang mencodongkan dukungan ke Khan. Militer dituduh dekat dengan kubu oposisi setelah berseteru dengan partai Sharif yang saat ini masih berkuasa. Sharif kini menjalani hukuman atas tuduhan korupsi pembelian properti mewah di London, Inggris. Dia pulang ke Pakistan pada pekan lalu untuk dieksekusi.
Nama Khan muncul ke permukaan belakangan ini dan difavoritkan memenangkan pemilu. Namun langkahnya tak akan mulus mengingat basis dukungan bagi Sharif masih kuat, seperti di Punjab. Provinsi dengan jumlah penduduk paling banyak di Pakistan itu masih setia kepada PML-N. Hal ini pun terbukti dengan beberapa polling yang masih memenangkan kubu PML-N.
Tapi kalangan muda di Punjab tampaknya ingin memberi kesempatan bagi Khan dalam mengeluarkan jurus jitu memperbaiki kondisi negara.
"Mari kita uji Imran karena kita telah menguji orang lain selama beberapa dekade terakhir," kata seorang pemilih pemula yang juga mahasiswa kedokteran, Yousaf Ali (22), dikutip dari Reuters.
Terlepas dari partai mana yang menang, mereka akan menghadapi tantangan hebat di pemerintahan, dari krisis ekonomi hingga hubungan yang memburuk dengan sekutu seperti Amerika Serikat.
Dalam kampanye, Khan berjanji akan menjadikan Pakistan sebagai negara Islam yang sejahtera. Dia juga membunyikan genderang perang kepada elite politik predator yang dianggap menghambat pembangunan negara.
"Kami menentang mafia," kata pria 65 tahun itu, dalam kampanye terakhirnya di kota pesisir Karachi.
"Ini adalah mafia yang mengambil uang di negara dan menyedotnya ke luar negeri, mengubur bangsa ini dalam utang," katanya menambahkan, merujuk seterunya, Sharif.
Khan juga membantah tuduhan PML-N bahwa dia mendapatkan bantuan dari militer. Demikian halnya militer yang menepis ikut campur dalam politik.
Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) membayangi PML-N dalam polling nasional baru-baru ini. Tapi, PTI harus berjuang keras memenangkan mayoritas dari 272 kursi Majelis Nasional. Jika tidak, mereka harus tawar-menawar untuk membentuk pemerintahan koalisi.
Editor: Anton Suhartono