Panas Lagi! Joe Biden Kritik Trump Habis-habisan 2 Hari Pasca-Penembakan
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali menyerang Donald Trump, Senin (15/7/2024) atau 2 hari pasca-penembakan di Butler, Pennsylvania, saat kampanye Pilpres AS 2024. Padahal pada Minggu, Biden mengajak warga AS untuk menurunkan suhu politik terkait percobaan pembunuhan terhadap rival politiknya itu.
Biden mengatakan, Trump sering menggunakan retorika menghasut serta beberapa kali berbohong saat debat perdana Pilpres AS pada 27 Juni lalu. Dia menyoroti peran Trump dalam peristiwa 6 Januari 2021 saat para pendukungnya menyerang Gedung Capitol AS untuk membatalkan pengesahan hasil Pilpres AS 2020, hingga penggunaan kata-kata yang menghasut dan meremehkan.
"Adalah kesalahan menggunakan kata-kata itu," kata Biden, dalam wawancara dengan NBC News yang dipandu Lester Holt.
"Maksud saya, fokus pada hal itu, fokus pada apa yang dia lakukan. Fokus pada beberapa kebohongan yang dia sampaikan dalam debat," tuturnya lagi, seperti dilaporkan kembali Reuters, Selasa (16/7/2024).
Biden sempat ngegas saat Holt menanyakan kembali soal penampilannya di debat tersebut yang jauh dari harapan. Tak heran jika banyak pihak, termasuk dari kalangan internal Partai Demokrat, mendesaknya untuk mundur dari pencalonan.
Pria 81 tahun itu mempertanyakan mengapa media massa tak menyoroti pernyataan-pernyataan Trump yang berisi kebohongan, melainkan hanya fokus pada penampilannya.
"Di mana Anda dalam hal ini. Mengapa pers tidak membicarakan semua kebohongan yang dia sampaikan?” kata Trump, kepada Holt
Biden saat berbicara kepada para donatur kampanye pada 8 Juli lalu mengatakan, tim harus mengalihkan fokus kampanye pilpres, dari penampilan dirinya saat debat perdana, kepada Trump.
"Saya punya satu tugas yaitu mengalahkan Donald Trump. Kita sudah selesai membicarakan perdebatan ini. Ini saatnya menempatkan Trump sebagai target," ujarnya, saat itu.
Pernyataan Biden itulah yang dianggap para politisi Partai Republik sebagai hasutan. Mereka menyalahkan Biden karena menciptakan iklim yang memicu percobaan pembunuhan terhadap Trump saat kampanye pada 13 Juli lalu.
Editor: Anton Suhartono