Parah! Militer Myanmar Tangkapi Para Dokter yang Rawat Pasien Covid secara Sukarela
YANGON, iNews.id – Militer Myanmar dikabarkan menangkapi sejumlah dokter yang merawat pasien Covid secara sukarela di negara itu. Penangkapan tersebut dipicu oleh rasa marah penguasa junta karena dukungan dokter-dokter itu terhadap gerakan protes massa yang menolak kudeta Myanmar.
Padahal, sistem kesehatan di negara Asia Tenggara itu tengah berjuang keras untuk mengatasi gelombang rekor infeksi yang muncul akibat penyebaran varian baru virus corona.
Sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi pada Februari lalu, konflik dalam negeri telah membuat tanggap Covid-19 di Myanmar menjadi kacau. Para aktivis mengatakan, dokter-dokter ditangkapi karena peran penting mereka dalam gerakan protes sipil di negeri itu.
Myanmar pada Kamis (22/7/2021) ini mencatat lebih dari 6.000 kasus baru infeksi Covid-19. Negara itu membukukan rekor lonjakan infeksi harian pada Rabu (14/7/2021) dengan 7.083 kasus baru yang dikonfirmas dalam kurun 24 jam.
Rabu kemarin, Myanmar juga setelah melaporkan rekor kematian tertinggi akibat Covid yaitu sebanyak 286 jiwa. Petugas medis dan layanan pemakaman setempat mengatakan, jumlah kematian sebenarnya jauh lebih tinggi. Pasalnya, krematorium yang ada di beberapa daerah di Myanmar tidak mampu mengimbangi permintaan pembakaran jenazah yang kian meningkat.
Untuk membantu warga yang menolak dirawat di rumah sakit pemerintah karena perlawanan mereka terhadap junta militer, beberapa dokter Myanmar secara sukarela menawarkan konsultasi medis secara gratis melalui telepon. Tak sedikit pula dokter yang sengaja mengunjungi pasien di rumah-rumah.
Namun menurut laporan media lokal dalam beberapa minggu terakhir, sembilan dokter sukarelawan yang menawarkan pengobatan jarak jauh dan layanan lainnya itu telah ditahan oleh militer di dua kota terbesar Myanmar, yakni Yangon dan Mandalay.
Tim informasi junta Myanmar kemudian mengeluarkan pernyataan untuk menyangkal laporan yang menyebutkan bahwa ada lima dokter ditangkap di Yangon. Namun, tim tersebut mengabaikan semua laporan tentang penangkapan di Mandalay, di mana korbannya termasuk para dokter yang aktif dalam gerakan antikudeta di negara itu.
Juru bicara junta tidak menjawab panggilan telepon Reuters saat hendak dimintai komentar terkait laporan penangkapan itu.
Seorang dokter di Mandalay—yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut menjadi sasaran otoritas militer Myanmar—mengatakan bahwa empat rekannya telah ditangkap tentara. “Padahal, kami memberikan perawatan medis kepada ratusan pasien per hari,” kata dokter itu, seraya menambahkan bahwa bakal banyak pasien yang bisa meninggal jika tidak ditangani.
Di antara dokter yang ditahan milite Myanmar adalah Dr Kyaw Kyaw Thet (yang juga dosen di sekolah kedokteran), dan; ahli bedah senior Dr Thet Htay. Para saksi mata melihat Dr Thet Htay ditangkap dengan tangan diborgol dan muka memar pada 16 Juli lalu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil