Pasang Panggung dan Layar Raksasa, Rusia Segera Rayakan Bergabungnya 4 Wilayah Ukraina
ZAPORIZHZHIA, iNews.id - Rusia bersiap merayakan bergabungnya empat wilayah Ukraina dalam waktu dekat. Hasil referendum menunjukkan mayoritas penduduk di empat wilayah, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, ingin bergabung dengan Federasi Rusia.
Sebuah panggung dengan layar video raksasa telah dipasang di Lapangan Merah, Moskow, bersama banner bertuliskan 'Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson - Rusia!'
Ketua majelis tinggi parlemen Rusia akan membahas bergabungnya empat wilayah tersebut dalam sidang pada 4 Oktober mendatang. Keputusan majelis tinggi untuk menerima empat wilayah tersebut bisa menjadi hadiah istimewa bagi Presiden Vladimir Putin yang akan berulang tahun ke-70 3 hari kemudian.
Pemerintahan bentukan Rusia di empat wilayah Ukraina tersebut telah secara resmi meminta Putin untuk memasukkan mereka ke federasi.
"Ini akan terjadi dalam waktu sepekan. Hal utama sudah berlangsung - referendum telah terjadi. Oleh karena itu, katakanlah: lokomotif sudah berjalan dan tidak mungkin dihentikan," kata Duta Besar Republik Rakyat Luhansk (LPR) untuk Rusia, Rodion Miroshnik, kepada kantor berita RIA.
Untuk meresmikan bergabungnya empat wilayah Ukraina tersebut, Rusia harus membuat semacam perjanjian yang diratifikasi oleh parlemen. Setelah itu keempat wilayah baru resmi disebut sebagai bagian dari Rusia.
Dengan disahkannya empat wilayah tersebut sebagai bagian dari Rusia, Putin kemungkinan akan mengerahkan pasukan dan peralatan perangnya, bahkan mungkin kekuatan nuklir. Dia pernah memperingatkan akan menggunakan senjata nuklir untuk melindungi seluruh wilayah Rusia dari serangan.
Referendum itu dikecam Ukraina dan negara Barat. Terlebih ada warga yang bercerita dipaksa untuk memberikan suara dalam referendum. Rata-rata petugas di wilayah-wilayah yang direbut Rusia sejak invasi pada 24 Februari mendatangi langsung rumah satu per satu, tidak menyediakan TPS. Mereka menyerahkan surat suara untuk diisi warga.
Seorang warga mengisahkan dia mengisi surat suara dengan pengawalan petugas bersenjata, semacam intimidasi.
Rusia membantah tuduhan itu dengan mengatakan pemungutan suara bersifat sukarela, sesuai dengan hukum internasional. Selain itu tingkat partisipasi pemilih tinggi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggalang dukungan internasional untuk menentang refeendum dengan menghubungi para pemimpin asing, di antaranya Inggris, Kanada, Jerman, dan Turki.
"Terima kasih semua atas dukungan Anda yang jelas dan tegas. Terima kasih telah memahami posisi kami," kata Zelensky, dalam pesan video pada Rabu malam.
Editor: Anton Suhartono