Pasien Covid-19 Meninggal di India Melonjak, Krematorium Kewalahan Bakar Mayat
Akan tetapi, faktanya hanya tiga dari enam tungku di Nigambodh Ghat yang berfungsi. Karena itu, selama sepekan terakhir, tumpukan kayu bakar yang yang disusun secara tradisional dan digunakan dalam ritual pembakaran mayat dalam Agama Hindu selama ribuan tahun, telah diizinkan pemerintah untuk membantu proses kremasi jenazah yang tak tertampung di krematorium.
Suman Kumar Gupta dari Komite Manajemen Krematorium Nigambodh Ghat menuturkan, keluarga dari jenazah yang akan dikremasi harus mengantre untuk melewati terowongan sanitasi di pintu masuk krematorium. Mereka kemudian mesti menunggu berjam-jam untuk upacara kremasi, membuat mereka berada dalam risiko bahaya terinfeksi virus corona.
“Mereka (keluarga jenazah) ingin proses yang lebih cepat. Tetapi kami hanya memiliki tiga tungku yang berfungsi,” kata Gupta kepada AFP, Sabtu (6/6/2020).
“Kami dulu hanya mendapatkan empat atau lima mayat untuk dibakar dalam sehari. Kami bahkan harus meyakinkan orang-orang untuk menggunakan (krematorium daripada kayu bakar). Sekarang segalanya berbeda,” kata Gupta.
Tekanan semakin terasa di kalangan pegawai krematorium tatkala beberapa ambulans datang berduyun-duyun membawa empat atau lima jenazah sekaligus dari rumah sakit yang kapasitas kamar mayatnya dilaporkan dipenuhi korban virus corona.
Seorang pengemudi ambulans mengatakan kepada AFP bahwa ada kalanya dia terpaksa meninggalkan kendaraannya dengan mayat-mayat di dalam ambulans yang diparkir semalam di Nigambodh Ghat. Ini terjadi setelah fasilitas pembakaran tersebut gagal mengkremasi mayat-mayat itu, sedangkan mereka tidak dapat dikembalikan lagi ke rumah sakit.
Dibutuhkan sekitar dua jam untuk membakar mayat di dalam tungku dan bahkan lebih lama di atas tumpukan kayu bakar.
Editor: Ahmad Islamy Jamil