Patung Winston Churchill Dirusak Demonstran Antirasial, PM Johnson Tuduh Pelaku Ekstremis
LONDON, iNews.id – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menuding aksi protes antirasial di Inggris telah dibajak oleh para ekstremis. Tuduhan itu dia alamatkan kepada para demonstran yang melakukan aksi vandalisme terhadap sejumlah monumen nasional di negara itu.
“Jelas bahwa aksi protes itu telah dibajak dengan menyedihkan oleh para ekstremis yang berniat melakukan kekerasan,” kata Johnson dalam sebuah cuitan di Twitter, seperti dikutip AFP, Jumat (12/6/2020).
Polisi Inggris telah menaiki patung-patung tersohor di sekitar London menjelang gelombang baru demonstrasi akhir pekan ini. Sebelumnya, sebuah patung mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, yang berada di luar gedung parlemen setempat telah dirusak akhir pekan lalu oleh para demonstran. Aksi demo antirasial ketika itu dipicu oleh kematian pria berkulit hitam, George Floyd, di tangan polisi berkulit putih di Minnesota, AS, 25 Mei lalu.
Johnson menganggap perusakan patung Churchill oleh pengunjuk rasa sebagai tindakan yang tidak masuk akal dan memalukan.
“Patung Winston Churchill di Parliament Square adalah pengingat bagi kita semua akan prestasinya dalam menyelamatkan negara (Inggris) ini—dan seluruh Eropa—dari tirani fasis dan rasial,” kata Johnson.
“Ya, dia (Churchill) terkadang mengungkapkan pendapat yang tidak dapat diterima oleh kita hari ini. Tetapi dia adalah seorang pahlawan dan dia sepenuhnya layak mendapatkan monumennya,” tulis Johnson.
Para pengunjuk rasa menyalahkan Churchill atas kebijakan yang menyebabkan kematian jutaan orang dalam bencana kelaparan di Negara Bagian Bengal, India, pada 1943. “Kita sekarang tidak dapat mencoba mengedit ataupun menyensor masa lalu kita. Kita tidak bisa berpura-pura memiliki sejarah yang berbeda,” kata Johnson.
“Patung-patung di kota-kota kita didirikan oleh generasi sebelumnya,” ucapnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil