Paus Fransiskus Bakal Temui Ulama Top Syiah di Irak
BAGHDAD, iNews.id – Paus Fransiskus berencana melakukan kunjungan bersejarah ke Irak pada Maret mendatang. Dalam lawatan tersebut, dia akan bertemu dengan ulama terkemuka Syiah, Ayatollah Ali al-Sistani.
Kabar itu disampaikan oleh uskup atau patriark Gereja Katolik Khaldea di Irak, Kamis (28/1/2021) waktu setempat.
Kunjungan itu belum pernah dilakukan para kepala negara Vatikan—yang juga pemimpin Gereja Katolik—sebelumnya. Pertemuan itu direncanakan di tengah memburuknya keamanan di beberapa wilayah bagian Irak, terlebih setelah adanya insiden bom bunuh diri di Baghdad baru-baru ini
Patriark Louis Raphael Sako, yang merupakan petinggi Katolik dan kepala denominasi Kristen terbesar Irak, mengatakan bahwa rencana perjalanan paus itu akan dilakukan pada 5-8 Maret 2021. Agenda itu juga mencakup ritual misa di Baghdad dan Erbil di bagian utara Irak.
Paus juga akan mengunjungi bekas benteng ISIS di Mosul dengan penduduk minoritas Kristen. Pemimpin Katolik itu juga bakal mengunjungi reruntuhan Ur kuno di Irak Selatan, tempat yang dihormati sebagai lokasi kelahiran Abraham atau Ibrahim—sosok penting bagi kaum Yahudi, Kristen, dan umat Islam.
Pada 10 Januari lali, Paus Fransiskus mengatakan, perjalanannya ke Irak sempat berpotensi dibatalkan karena pandemi virus corona. Namun, saat ini persiapan telah dilakukan termasuk vaksinasi bagi calon peserta rombongan.
Dalam pertemuan dengan Sistani nanti, paus juga akan mengadakan pembicaraan dengan tokoh penting Syiah lainnya. Sistani yang kini berusia 90 tahun, memiliki banyak pengikut di kalangan mayoritas Syiah Irak. Dia juga berpengaruh besar terhadap urusan politik dan opini publik di sana.
Perintahnya yang mengajak warga Irak ikut andil memberikan suara pada pemilu yang bebas untuk pertama kalinya setelah Saddam Hussein digulingkan, berhasil membuat negara itu bertarung dengan ISIS pada 2017 dan menggulingkan Pemerintah Irak selama demonstrasi massal 2019.
Sejauh ini, Paus Fransiskus telah mengunjungi negara-negara mayoritas Muslim termasuk Turki, Yordania, Mesir, Bangladesh, Azerbaijan, Uni Emirat Arab, dan wilayah Palestina. Perjalanan tersebut disebutnya untuk menyerukan dialog antaragama.
Editor: Ahmad Islamy Jamil