PBB Nyatakan Status Gaza Kelaparan, Sekjen Guterres Sebut Israel Harus Dihukum
GAZA, iNews.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi menyatakan wilayah Jalur Gaza dalam kondisi kelaparan akut, sebuah bencana yang disebut sebagai "buatan manusia".
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dengan tegas menuntut agar Israel dihukum atas kejahatan kemanusiaan yang terjadi.
Laporan terbaru Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), inisiatif PBB yang memantau kerawanan pangan global, menyebutkan bahwa kelaparan sudah terkonfirmasi di sejumlah daerah, termasuk Kota Gaza yang kini menjadi target utama serangan militer Israel.
Perang hampir 2 tahun dan blokade total Israel sejak Maret lalu membuat sekitar 2,2 juta penduduk Gaza mengalami kekurangan pangan akut. Ratusan warga Gaza telah meninggal karena kelaparan dan sakit, sementara hampir 2.000 orang lainnya ditembak mati ketika antre bantuan makanan di pusat distribusi yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang dikelola Israel dan Amerika Serikat (AS).
Guterres: Ini Kejahatan, Israel Harus Dihukum
Sekjen PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa situasi di Gaza tidak boleh dibiarkan tanpa konsekuensi.
“Kelaparan di Gaza adalah bencana buatan manusia. Sebagai kekuatan penjajah, Israel berkewajiban menyediakan makanan dan obat-obatan bagi warga sipil. Kita tidak bisa membiarkan situasi ini berlanjut tanpa hukuman. Tidak ada lagi alasan,” ujar Guterres, dikutip dari CNN, Sabtu (23/8/2025).
Pernyataan keras ini menandai peningkatan tekanan diplomatik terhadap Israel yang terus menghadapi kritik tajam karena menghalangi bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Dunia Terbelah
Krisis ini semakin memperlebar jurang diplomatik dunia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan mengakui bahwa kelaparan di Gaza adalah fakta nyata, meski pernyataan itu berlawanan dengan klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menegaskan tidak ada seorang pun yang kelaparan di wilayah tersebut.
Dengan status resmi kelaparan yang diumumkan PBB, tekanan internasional terhadap Israel diprediksi akan semakin meningkat. Banyak pihak kini menunggu apakah Dewan Keamanan PBB dan komunitas global benar-benar akan menjatuhkan sanksi atau tindakan hukum internasional terhadap Israel.
Editor: Anton Suhartono