LONDON, iNews.id - Serangan lintas batas pejuang Hamas pada 7 Oktober mengejutkan Israel, menewaskan 1.200 orang lebih. Namun surat kabar yang barbasis di London, Inggris, Asharq Al Awsat mengungkap ada pergeseran target serangan Hamas saat itu.
Mengutip sumber faksi perlawanan Palestina, surat kabar itu melaporkan, para pejuang sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al Qassam, sebenarnya ingin menyerang penjara di Kota Ashkelon, Israel, untuk membebaskan ratusan tahanan Palestina. Membebaskan warga Palestina dari penjara merupakan salah satu tujuan utama operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan Al Qassam. Namun sumber
itu mengatakan terjadi kesalahan teknis yang dilakukan personel yang bertugas memandu dengan GPS dan peta.
Pemerintah AS Masih Tutup, Trump Ancam Pangkas Kupon Bantuan Makanan
Disebutkan, salah satu kelompok terdiri atas 23 pejuang ditugaskan untuk mencapai penjara Ashkelon dan membebaskan tahanan. Sementara kelompok lain menjalankan misi menyusup ke pangkalan militer di Ashkelon, setelah itu membantu mereka yang berada di penjara.
Sumber itu melanjutkan, kelompok tersebut berangkat menuju Ashkelon, melintasi perbatasan, dan mencapai Kibbutz Yad Mordechai, Netiv HaAsara.
Dipicu Perang Lawan Hamas, Ekonomi Israel Anjlok Nyaris 20 Persen di Kuartal Ke-4 2023
Hasil penyelidikan awal dari Al Qassam menunjukkan, kesalahan tersebut disebabkan personel yang ditunjuk untuk memandu pejuang menggunakan GPS dan peta, melakukan kesalahan dalam menentukan arah. Akibatnya, para pejuang yang datang menggunakan gantole bermotor mendarat di pemukiman Netiv HaAsara, bukan penjara.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku