Pembahasan Ketegangan Taiwan oleh Para Menlu ASEAN Berlangsung Panas
PHNOM PENH, iNews.id - Pembahasan isu ketegangan Taiwan dalam pertemuan para menteri luar negeri (menlu) ASEAN, Sabtu (6/8/2022), berlangsung panas. Beberapa menlu menyampaikan argumen yang keras.
Menlu Kamboja Prak Sokhonn mengatakan, meski berlangsung alot, pembahasan tetap berjalan baik. Segala perselisihan bisa ditangani melalui diskusi. Dia mengatakan kepada para menlu, pembahasan harus berjalan dengan tenang, bermartabat, sopan, serta beradab.
"Yang paling penting adalah kami terus berbicara satu sama lain," katanya, dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya ASEAN memperingatkan risiko disebabkan ketegangan di Selat Taiwan, menyusul kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke wilayah itu pada Selasa. ASEAN siap memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi dialog damai antara semua pihak.
Ketegangan di Selat Taiwan bisa memicu salah perhitungan, konfrontasi serius, konflik terbuka, serta konsekuensi tak terduga di antara negara-negara besar.
"ASEAN mendesak pengekangan maksimum dan agar semua pihak menahan diri dari provokasi," bunyi pernyataan bersama.
Kamboja menjadi tuan rumah pertemuan para menlu ASEAN dan mitra.
Negara-negara anggota ASEAN cenderung hati-hati menyipaki isu Taiwan karena ingin menjaga hubungan dengan China dan Amerika Serikat (AS). ASEAN memiliki hubungan baik dengan kedua pihak.
Menlu China Wang Yi yang juga hadir dalam pertemuan di Kamboja, menyebut kunjungan Pelosi sebagai tidak bertanggung jawab dan sangat tidak rasional.
Sementara Menlu AS Antony Blinken, dalam sambutan pembukaan pertemuan, menyebut masalah Taiwan sebagai perhatian semua orang. Dia menekankan posisi AS tidak berubah.
"Amerika Serikat terus memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," katanya, seraya menambahkan, AS menentang segala upaya sepihak untuk mengubah status quo, terutama dengan kekerasan.
Editor: Anton Suhartono