Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Masih Yakin Arab Saudi Akan Berdamai dengan Israel
Advertisement . Scroll to see content

Pembunuhan Jamal Khashoggi, PBB: Pangeran Mohammed bin Salman Harus Diselidiki

Kamis, 20 Juni 2019 - 08:11:00 WIB
Pembunuhan Jamal Khashoggi, PBB: Pangeran Mohammed bin Salman Harus Diselidiki
Pangeran Mohammed bin Salman berkeras bahwa para pembunuh Jamal Khashoggi tidak bertindak atas perintahnya. (FOTO: EPA)
Advertisement . Scroll to see content

RIYADH, iNews.id - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dan beberapa pejabat terkemuka lainnya harus diselidiki terkait pembunuhan wartawan veteran Saudi, Jamal Khashoggi. Hal itu diungkapkan penyelidik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Laporan yang dibuat oleh utusan khusus Agnes Callamard mengatakan bukti-bukti ini layak ditindaklajuti oleh pihak penyelidik internasional yang independen dan tidak memihak.

Khashoggi dibunuh di kompleks konsulat Saudi di Istanbul oleh agen rahasia Arab Saudi.
Pihak berwenang Saudi berkeras bahwa mereka tidak berindak atas perintah pangeran Mohammad bin Salman.

Kerajaan Saudi menetapkan 11 orang untuk diadili di pengadilan tertutup untuk pembunuhan terhadap Khashoggi dan sedang menuntut lima orang di antaranya dengan hukuman mati.

Namun Callamard menyatakan pengadilan di Saudi itu tidak memenuhi syarat baik secara prosedural maupun substansi perkara, sehingga ia menyatakan pengadilan itu harus dihentikan.

Apa isi laporan itu?

Pada Januari 2019, kantor hak asasi manusia PBB menugaskan Callamard menyelidiki negara dan individu yang bertanggung jawab terhadap pembunuhan Jamal Khashoggi.

Pejabat senior Arab Saudi berkeras pembunuhan Khashoggi dilakukan dalam opeprasi "liar" tetapi laporan khusus PBB menyimpulkan bahwa ini merupakan pembunuhan tidak sah (extrajudicial killing) di mana Kerajaan Arab Saudi bertanggung jawab.

"Dari sudut pandang hukum hak asasi manusia, tanggung jawab negara bukan soal - misalnya - siapa pejabat negara yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi."

"Dalam pembunuhan tersebut ada "bukti kredibel yang mengharuskan penyelidikan lebih jauh menyangkut tanggung jawab pribadi pejabat-pejabat tingkat tinggi, termasuk putra mahkota," kata Callamard, dalam laporan tersebut.

Pembunuhan Jamal Khashoggi

Jamal Khashoggi adalah seorang wartawan terkemuka yang pernah melaporkan berita seperti invasi Soviet ke Afghanistan serta naiknya Osama Bin Laden.

Selama puluhan tahun dia dekat dengan pihak keluarga kerajaan dan menjadi penasehat pemerintah Arab Saudi, namun pada 2017 dia tidak lagi disukai dan dipaksa untuk mengasingkan diri ke Amerika Serikat.

Dari sana dia menulis kolom bulanan di koran The Washington Post yang banyak mengkritik kebijakan Mohammed bin Salman, yang dikenal dengan sebutan MBS.

Khashoggi mengunjungi konsulat Arab Saudi di Istanbul 28 September untuk meminta dokumen perceraian karena ia bermaksud untuk menikah lagi.

Dia diminta kembali pada 2 Oktober, dan terakhir kali terlihat di CCTV konsulat hari itu pukul 13.14 waktu setempat. Dari kunjungan ke konsulat itu, ia tak pernah keluar lagi.

Apa yang dilakukan oleh Arab Saudi?

Selama lebih dari dua pekan, pihak Arab Saudi menyatakan tidak mengetahui nasib Khashoggi.

Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan kepada wartawan Bloomberg bahwa Khashoggi meninggalkan konsulat "sesudah beberapa menit atau satu jam" sesudah kunjungan.

Namun pada 20 Oktober, terjadi perubahan.

Stasiun televisi pemerintah melaporkan Khashoggi dibunuh dalam "operasi liar" atas perintah petugas intelejen.

Pada 15 November, kejaksaan Arab Saudi menyatakan Khashoggi disuntik dan tubuhnya dimutilasi di dalam konsulat sesudah dibunuh, lalu diserahkan ke "kolaborator" setempat di luar konsulat.

Arab Saudi lalu menahan 21 orang dan memecat dua orang pejabat senior Deputi Ketua Intelejen Ahmad al-Assiri dan penasehat senior Saud al-Qahtani.

Raja Salman juga memerintahkan perombakan badan intelejen menjadi di bawah Pangeran Mohammed bin Salman.

Sebanyak 11 orang dituduh dituduh melakukan pembunuhan itu dan lima orang terancam hukuman mati. Namun nama-nama para tersangka tidak pernah diumumkan.

Apa kata Turki?

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ada bukti bahwa pembunuhan "biadab" itu sudah direncakan beberapa hari sebelumnya.

Katanya, 15 orang anggota tim berkebangsaan Arab Saudi tiba di Istanbul sebelum pembunuhan dan menyingkirkan kamera keamanan dan rekaman pengawasan dari gedung konsulat sebelum kedatangan Khashoggi.

Erdogan mengatakan perintah pembunuhan Khashoggi datang dari pejabat tinggi pemerintah Arab Saudi tapi menyatakan kecil kemungkinan Raja Salman berada di belakangnya.

Arab Saudi membantah bahwa putra mahkota memerintahkan pembunuhan dan menolak melakukan ekstradisi para tersangkaa ke Turki.

Adakah bukti?

Pertengahan November 2018 Turki membagikan rekaman suara pembunuhan dengan Arab Saudi, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis. Rekaman ini bocor ke media Turki.

Satu sumber media yang mendukung pemerintah Yeni Safak, mengatakan konsul jenderal Arab Saudi terdengar di rekaman itu berkata kepada tersangka agen Saudi,

"Lakukan di luar. Saya akan mendapat masalah."

CNN melaporkan Khashoggi berkata kepada pembunuhnya, "saya tak bisa bernapas" di saat-saat akhir hidupnya.

Berdasarkan sumber anonim yang melihat transkrip rekaman suara itu, CNN melaporkan adanya suara yang diacu sebagai tubuh Khashoggi "sedang dipotong dengan gergaji".

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut