Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menhan Israel: Erdogan Hanya Bisa Lihat Gaza lewat Teropong!
Advertisement . Scroll to see content

Pengadilan Bolehkan Pemeluk Yahudi Ibadah di Masjid Al Aqsa, Israel di Ambang Perang Antaragama

Senin, 23 Mei 2022 - 21:48:00 WIB
Pengadilan Bolehkan Pemeluk Yahudi Ibadah di Masjid Al Aqsa, Israel di Ambang Perang Antaragama
Politikus senior Israel menyebut negaranya di ambang perang antaragama setelah pengadilan membatalkan perintah penahanan 3 warga Yahudi yang beribadah di Al Aqsa (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

YERUSALEM, iNews.id - Seorang anggota parlemen senior Israel (Knesset) menyebut negaranya di ambang perang antaragama. Pemicunya pengadilan Yerusalem pada Minggu kemarin membatalkan perintah penahanan terhadap tiga warga Yahudi yang beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa

Tempat suci ketiga bagi umat Islam, setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi itu juga dianggap suci oleh Yahudi dengan menyebutnya sebagai Bukit Bait Suci.  Padahal berdasarkan perjanjian Israel dengan otoritas Muslim, Yahudi dilarang beribadah di kompleks masjid.

Sementara itu kantor Perdana Menteri Naftali Bennett menyatakan akan mengajukan banding atas putusan yanh melanggar kesepakatan tersebut. Kondisi diperparah dengan rencana pawai bendera warga Israel pada pekan depan.

Bennett juga harus memutuskan apakah akan memberi lampu hijau untuk pawai bendera tahunan Israel di Kota Tua pekan depan atau melarangnya. Pasalnya ketegangan terus meningkat di Yerusalem.

Ram Ben Barak, kepala Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset menentang keputusan pengadilan. Dia juga mengungkapkan keprihatinan mengenai pemilihan rute pawai bendera yang mencakup kawasan Muslim, Kota Tua.

"Saya kira harus berhati-hati selama periode sensitif ini. Kita tidak boleh, dengan tangan sendiri, menyebabkan perang agama di sini atau segala macam provokasi yang bisa membakar Timur Tengah," katanya, kepada radio Kan. 

Politikus dari partai anggota koalisi pemerintah itu memperkirakan Bennett akan menunggu sampai malam untuk memutuskan rute terakhir pawai bendera guna mencegah konflik semaksimal mungkin.

Pawai bendera digelar untuk merayakan penaklukan Israel atas Kota Tua dalam perang Timur Tengah 1967. Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya, tindakan yang tidak diakui secara internasional. Palestina juga memilih Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depannya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut