Pengadilan Hong Kong Putuskan Taipan Media Jimmy Lai Tak Bersalah
Lai (71) kerap berkunjung ke Washington DC, menemui sejumlah pejabat Amerika Serikat, termasuk di antaranya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Kunjungan Lai ke AS bertujuan menggalang dukungan internasional untuk demokrasi di Hong Kong.
Namun, China justru menyebut Lai sebagai pengkhianat. Setelah Lai ditangkap pada Agustus, sekitar 200 polisi menggeledah kantor Apple Daily.
UU Keamanan Nasional akan memidanakan seluruh kegiatan yang dinilai China terkait aksi subversif, makar, teror, dan kolusi dengan angkatan bersenjata asing. Tersangka kena ancaman penjara maksimal seumur hidup.
Kelompok oposisi menyebut UU itu mengekang kebebasan. Sementara, pendukungnya berdalih beleid tersebut memulihkan kembali stabilitas di Hong Kong setelah adanya aksi protes anti-China tahun lalu.
Media Apple Daily milik Lai yang prodemokrasi Hong Kong telah lama bersaing dengan Oriental Daily, koran pro-Beijing, memperebutkan simpati pembaca di kota bekas jajahan Inggris itu. Oriental Daily pada 2014 menerbitkan obituari palsu untuk Lai, yang mengklaim dia telah wafat karena AIDS dan berbagai macam kanker.
Jaksa untuk kasus Lai menyebut taipan media itu telah mengintimidasi reporter Oriental Daily. Namun penasihat hukum Lai mengatakan kliennya telah dibuntuti oleh sejumlah reporter selama tiga tahun. Ucapan Lai terhadap awak media itu merupakan ekspresi kekesalan yang tidak memuat niat mengancam.
Lai akan menjalani sidang lainnya yang salah satunya terkait dugaan pengumpulan massa untuk aksi protes anti pemerintah tahun lalu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil