Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral, Pria Bergelar Doktor Lulusan Nanyang dan Oxford Ini Jadi Driver Ojol
Advertisement . Scroll to see content

Pengguna Vaksin Sinovac Bisa Lebih Kebal Pakai Booster Pfizer dan AstraZeneca, Ini Buktinya

Senin, 31 Januari 2022 - 15:05:00 WIB
Pengguna Vaksin Sinovac Bisa Lebih Kebal Pakai Booster Pfizer dan AstraZeneca, Ini Buktinya
Studi para ahli di Oxford Inggris dan Brasil mengungkap pengguna vaksin Sinovac cocok menerima booster dari Pfizer, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Hasil penelitian mengungkap penerima dosis pertama dan kedua vaksin Covid-19 Sinovac cocok menggunakan Pfizer, AstraZeneca, atau Johnson & Johnson, sebagai suntikan booster. Ketiga vaksin itu terbukti mampu meningkatkan kadar antibodi secara signifikan.

Studi yang dilakukan para ahli Universitas Oxford, Inggris, dan Brasil mengungkap pengguna vaksin Sinovac akan menerima dorongan kuat dari suntikan jenis vektor dan mRNA dalam melawan berbagai varian Covid-19, termasuk Omicron dan Delta.

Vaksin Sinovac bekerja dengan memanfaatkan strain virus corona yang tidak aktif untuk mengajari tubuh melawan virus. Produk buatan China itu sudah mendapat persetujuan oleh lebih dari 50 negara, di antaranya Indonesia, Brasil, Argentina, Afrika Selatan, Malaysia, dan Turki.

Sementara vaksin vektor seperti digunakan AstraZeneca dan Johnson & Johnson menggunakan versi virus yang sudah dilemahkan. Virus tersebut akan mengajari tubuh untuk memproduksi protein yang bisa merespons sistem imunitas. Kemudian tubuh manusia akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus corona.

Berbeda halnya dengan vaksin mRNA Pfizer yang mengirimkan instruksi melalui transkrip genetik untuk bisa menghasilkan protein sehingga tubuh bisa membentuk sistem imun dan bertahan melawan infeksi.

"Studi ini memberikan pilihan penting bagi pembuat kebijakan di banyak negara di mana jenis vaksin (dari strain virus corona) tidak aktif digunakan," kata Andrew Pollard, direktur Oxford Vaccine Group yang memimpin studi, seperti dikutip dari Reuters, Senin (31/1/2022).

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut