Pentagon Sebut Biaya Pembuatan Rudal Nuklir Terbaru AS Membengkak Jadi Rp1.400 T
WASHINGTON, iNews.id - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menaikkan perkiraan biaya rudal nuklir terbaru yakni menjadi 95,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.400 triliun. Angka tersebut naik 10 miliar dolar AS dari perhitungan 4 tahun lalu.
Rudal balistik antarbenua (ICBM) baru tersebut akan menggantikan Minuteman III yang telah beroperasi selama 50 tahun.
Ini merupakan bagian dari serangkaian program penggantian total kekuatan nuklir AS selama beberapa dekade mendatang yang menghabiskan biaya lebih dari 1,2 triliun dolar AS.
Estimasi biaya sebesar 95,8 miliar dolar AS tersebut pertama kali dilaporkan Bloomberg. Disebutkan, Pentagon memberikan perkiraan biaya itu kepada Kongres pada bulan lalu, namun menolak merilisnya ke publik.
Beberapa pihak, termasuk mantan Menteri Pertahanan William J Perry, menilai keamanan nasional AS sudah terjamin tanpa memiliki ICBM. Meski demikian Pentagon menilai penting untuk memilikinya demi mencegah perang.
Pemerintahan Presiden Donald Trump menegaskan komitmennya untuk meneruskan proyek ICBM generasi baru dalam tinjauan kebijakan nuklir 2018.
"Kekuatan ICBM dapat bertahan melawan serangan nuklir apa pun kecuali dalam skala besar. Untuk menghancurkan ICBM AS yang berbasis di darat, musuh perlu meluncurkan serangan terkoordinasi secara tepat menggunakan ratusan hulu ledak tinggi dan akurat. Ini merupakan tantangan yang tidak dapat diatasi bagi musuh potensial saat ini, kecuali Rusia,” demikian bunyi tinjauan kebijakan nuklir AS pada 2018, seperti dilaporkan Associated Press.
Armada saat ini yang terdiri dari 400 rudal Minuteman, masing-masing dipersenjatai dengan satu hulu ledak nuklir, berbasis di bawah tanah di Montana, Dakota Utara, Colorado, Wyoming, dan Nebraska.
Jumlah rudal diatur untuk memenuhi perjanjian New START 2010 dengan Rusia yang akan berakhir pada Februari mendatang. Rusia sebenarnya ingin memperpanjang perjanjian tersebut, namun pemerintahan Trump membuat syarat baru yang tidak bisa diterima Rusia.
AS juga sedang membangun kapal selam baru yang bisa membawa rudal balistik untuk menggantikan armada strategis kelas Ohio saat ini. Selain itu, AS juga membuat pengebom baru berkemampuan nuklir jarak jauh untuk menggantikan pesawat siluman B-2.
Persenjataan lain yang disiapkan adalah rudal jelajah nuklir generasi baru yang diluncurkan dari udara, sistem komando dan komunikasi nuklir, dan hulu ledak terbaru.
Program modernisasi nuklir diluncurkan oleh pemerintahan Obama dan dilanjutkan oleh Trump.
Sementara itu calon presiden Joe Biden mengatakan, jika terpilih dalam Pilpres AS pada November dia mempertimbangkan cara untuk mengurangi program tersebut.
Editor: Anton Suhartono