Peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus Dilantik sebagai Pemimpin Bangladesh Sementara
Yunus dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2006 atas karyanya mengembangkan pasar kredit mikro. Saat namanya diumumkan sebagai pemimpin sementara, Yunus berada di Prancis untuk menghadiri Olimpiade Paris 2024. Setelah itu dia langsung pulang dan mendapat pengwalan sangat ketat sejak tiba di bandara Dhaka.
Selain Yunus, ada belasan orang lainnya yang diambil sumpah sebagai anggota kabinet, berstatus sebagai penasihat, bukan menteri. Pemerintahan sementara saat ini fokus pada memulihkan perdamaian dan mempersiapkan pemilihan umum baru, tak membuat kebijakan-kebijakan.
Para penasihat yang dilantik di antaranya Nahid Islam dan Asif Mahmud, pemimpin Students Against Discrimination, keompok yang memimpin demonstrasi menggulingkan Hasina. Selain itu ada pula Touhid Hossain, mantan menteri luar negeri, dan Hassan Ariff, mantan jaksa agung.
Ada pula aktivis HAM yang pernah dihukum penjara 2 tahun di masa pemerintahan Hasina seperti Adilur Rahman Khan.
Hasina mengundurkan diri pada Senin lalu setelah kediaman dinasnya digerudul ribuan demonstran. Unjuk rasa besar-besaran pecah di Bangladesh sejak Juli lalu. Awalnya massa, yang dimotori mahasiswa, memprotes pemangkasan kuota untuk PNS yang dinilai menguntungkan bagi kalangan yang memiliki hubungan dekat dengan penguasa. Namun kelamaan tuntutan berkembang menjadi pelengseran Hasina, terutama setelah banyak demonstran yang tewas terbunuh aparat.
Sejauh ini lebih dari 300 demonstran tewas, termasuk mahasiswa, selama demonstrasi.
Editor: Anton Suhartono