Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Deklarasi Akhir KTT APEC 2025 Tak Masukkan Isu Ukraina, Ini Hasilnya
Advertisement . Scroll to see content

Perang yang Pernah Gunakan Senjata Nuklir, Akankah Terulang di Konflik Ukraina?

Sabtu, 12 Maret 2022 - 19:35:00 WIB
Perang yang Pernah Gunakan Senjata Nuklir, Akankah Terulang di Konflik Ukraina?
Perang menggunakan senjata nuklir terjadi saat Perang Dunia II saat AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Perang menggunakan senjata nuklir pernah terjadi dalam sejarah yakni saat Perang Dunia II. Istilah perang nuklir kembali mencuat belakangan ini, seiring invasi Rusia ke Ukraina. Seperti diketahui Rusia merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia di atas Amerika Serikat (AS).

Secara tak langsung, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan senjata nuklir dalam perang Ukraina setelah negaranya dijatuhi sanksi bertubi-tubi oleh negara Barat serta pernyataan provokatif dari NATO. Dia mengatakan, siapa saja yang terlibat akan menanggung konsekuensi yang belum pernah dialami sebelumnya dalam sejarah. Tentu saja ancaman itu membuat dunia khawatir.

Ukraina Ragukan Rusia Pakai Senjata Nuklir

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin yakin Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik dengan negaranya. Ada tiga alasan yang diuraikan Vasyl.

Alasan pertama, kata dia, Presiden Putin tak akan senekat itu menggunakan senjata nuklir di Ukraina karena dampaknya akan langsung dirasakan di Rusia.

jujur saja, jika Anda mau memprediksi atau mengantisipasi tindakan Putin tidak bisa, karena dia tidak bertindak dengan logika. Dia tidak bisa diprediksi, tapi mau segila apa pun Putin, dia tidak mau mati," ujar Vasyl, dalam wawancara eksklusif dengan MNC Portal Indonesia (MPI).

Kedua, kata dia, orientasi invasi Rusia bukan merebut wilayah atau kekuasaan, tapi uang. Ini berbeda dengan masa Uni Soviet di mana wilayah menjadi fokusnya. 

"Sekarang, semuanya berbeda, apa yang dikejar semua tentang uang miliaran hingga triliunan, Ferrari, dan mereka tidak mau mati dan terisolasi. Kalau mereka menyerang, semuanya akan berakhir. Saya yakin mereka tidak mau karena masih ada hal-hal yang mereka ingin kejar di luar Rusia," ujarnya. 

Alasan ketiga, mayoritas senjata nuklir Rusia diproduksi pada 1960 hingga 1970-an di Ukraina. Dia mengingatkan senjata-senjata itu sudah tua, yakni berusia sekitar 50 sampai 60 tahunan.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut