Perbaiki Hubungan, Menlu Turki Akan Berkunjung ke Arab Saudi Pekan Depan

Kamis, 06 Mei 2021 - 18:51:00 WIB

Mevlut Covusoglu (Foto: AFP)

ANKARA, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu akan berkunjung ke Arab Saudi pekan depan untuk bertemu para pejabat. Kunjungan ini menjadi kunci perbaikan hubungan kedua negara yang retak sejak beberapa tahun terakhir.

Hubungan kedua negara memburuk terkait dukungan Turki terhadap Qatar terkait perselisihan Teluk, diperparah dengan pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis pengkritik Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

Mantan Intel Marinir AS Ini Sebut Eropa Kekurangan Kekuatan Militer untuk Menantang Rusia

Krisis tersebut memicu boikot tidak resmi Saudi terhadap barang-barang Turki, memangkas nilai perdagangan sebesar 98 persen. Arab Saudi juga menutup delapan sekolah Turki.

Dalam pembicaraan melalui telelpon pada Selasa lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Raja Salman juga menyetujui pertemuan Menlu Mevlut Cavusoglu dan mitranya dari Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud. Pertemuan kedua menlu akan digelar pada 11 Mei.

Melunak, Turki Hormati Putusan Pengadilan Arab Saudi soal Pembunuhan Jamal Khashoggi

"Kunjungan ini dimungkinkan membuka episode baru bersama," kata seorang pejabat senior Turki, seraya menambahkan pembicaraan akan fokus pada perdagangan, hubungan bilateral, dan masalah regional seperti konflik di Libya, dikutip dari Reuters, Kamis (6/5/2021).

Turki Lockdown Total

Juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, bulan lalu mengatakan Turki berusaha memperbaiki hubungan dengan Saudi melalui agenda positif.

Dia juga menyinggung soal pembunuhan Khashoggi dengan mengatakan Turki menghormati putusan pengadilan terhadap para terdakwa.

Saudi memberlakukan boikot tidak resmi memangkas ekspor Turki ke Arab Saudi menjadi sekitar 75 juta dolar AS dalam 3 bulan pertama 2021, turun dari 852 juta dolar pada 2020. Dalam periode yang sama, impor dari Arab Saudi naik dari 430 juta dolar menjadi hampir 600 juta dolar.

Editor: Anton Suhartono