Peristiwa Sejarah 11 Desember, 40.000 Warga Sulsel Dibantai Westerling dan Laga Terakhir Muhammad Ali
JAKARTA, iNews.id – Pada hari ini, 11 Desember, masyarakat Sulawesi Selatan memperingati Hari Korban 40.000 Jiwa untuk mengenang peristiwa pembantaian yang dilakukan pasukan Belanda pimpinan Westerling. Selain peristiwa tersebut, tercatat pula beberapa kejadian bersejarah lainnya pada tanggal ini.
Peristiwa kelam terjadi Sulawesi Selatan pada 11 Desember 1946 saat sejumlah daerah di wilayah itu dinyatakan sebagai daerah perang. Pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Raymond Paul Pierre Westerling membantai para pejuang dan masyarakat yang melakukan perlawanan. Ribuan jiwa menjadi korban peristiwa yang berlangsung selama dua bulan tersebut. Untuk mengenang mereka, didirikan Monumen Korban 40.000 Jiwa di Makassar. Selain itu, peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa dilakukan oleh masyarakat Sulawesi Selatan setiap 11 Desember.
Gempa bumi mengguncang India pada 11 Desember 1967 di wilayah yang dianggap stabil dan hampir nonseismik. Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter itu terjadi di dekat Bendungan Koyna, lima tahun setelah bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air itu dibangun. Peristiwa tersebut menyebabkan 177 orang tewas, lebih dari 2.000 orang luka, dan kehancuran yang luas.
Pada 11 Desember 1978, terjadi perampokan besar di gedung kargo milik maskapai Lufthansa Airlines di Bandara John F Kennedy, New York, Amerika Serikat. Peristiwa yang dikenal dengan “Lufthansa Heist” itu digagas oleh pekerja kargo Peter Gruenewald, hingga kemudian melibatkan kelompok mafia. Berhasil merampok lebih dari USD5 juta uang tunai dan perhiasan senilai hampir USD1 juta, “Lufthansa Heist” menjadi salah satu perampokan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Muhammad Ali menghadapi Trevor Berbick di atas ring pada 11 Desember 1981. Dalam pertandingan 10 ronde yang disebut “Drama di Bahamas” itu, Ali kalah. Laga tersebut menjadi pertandingan terakhir bagi Ali, pemilik tiga gelar juara dunia. Muhammad Ali pertama kali bertanding pada 1960 saat berusia 18 tahun. Sepanjang karier profesionalnya, ia hanya 5 kali kalah dari total 61 pertandingan.
Untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada anak-anak di negara yang hancur akibat Perang Dunia II, Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk organisasi UNICEF atau Dana Darurat Anak Internasional pada 11 Desember 1946. Hingga saat ini, UNICEF masih terus berperan meningkatkan taraf hidup anak-anak dan keluarganya di seluruh dunia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil