Peristiwa Sejarah Hari Ini 20 Oktober, Berdirinya Golkar dan Tewasnya Muammar Khadafi
JAKARTA, iNews.id – Peristiwa sejarah hari ini, 20 Oktober, menarik untuk diulas. Di Indonesia, ada Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro hingga pendirian Partai Golkar. Selain itu, ada pula peresmian Sydney Opera House di Australia serta tewasnya Muammar Khadafi.
20 Oktober 1677 merupakan hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Melansir laman bojonegorokab.go.id, penentuan hari jadi tersebut merujuk pada perubahan status Jipang. Jipang, yang sebelumnya merupakan kadipaten, diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel, yang merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang.
Partai Golkar (Golongan Karya) didirikan oleh Soeharto dan Suhardiman pada 20 Oktober 1964. Dilansir dari laman partaigolkar.com, pada awal berdirinya, Golkar bukanlah suatu partai, melainkan perwakilan golongan. Golkar menjadi partai politik saat Bung Karno bertindak sebagai konseptor dan Jenderal TNI AH Nasution sebagai penggerak bersama dengan Angkatan Darat mengubah Golkar sebagai partai politik guna melawan PKI.
Sydney Opera House resmi dibuka oleh Ratu Elizabeth II pada 17 Oktober 1973. Bangunan ini mempunyai daya tarik dalam hal arsitektur serta gaya bangunan. Sydney Opera House terletak di Bennelong Point, Australia. Pada 2007, bangunan ini masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO. Tak hanya menjadi objek wisata, Sydney Opera House menjadi tempat pertunjukan seni.
Pada 20 Oktober 1999, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur dilantik menjadi presiden ke-4 Indonesia. Ketika itu, Gus Dur menggantikan BJ Habibie. Namun, belum lima tahun menjadi Presiden, Gus Dur dilengserkan pada 2001. Pada masa pemerintahannya, Gus Dur menghapuskan dwifungsi ABRI.
Pemimpin Libya Muammar Khadafi meninggal dunia pada 20 Oktober 2011. Pemimpin yang berkuasa lebih dari 40 tahun ini tewas di tangan pemberontak. Diketahui, Khadafi memperoleh kekuasaannya melalui jalan kudeta. Hingga akhirnya dia sendiri digulingkan oleh pemberontak dan dibunuh.
Editor: Ahmad Islamy Jamil