Peristiwa Sejarah Hari Ini 23 Oktober, Telegram Perdana di Indonesia dan Peluncuran iPod
JAKARTA, iNews.id – Sejumlah peristiwa sejarah, mulai dari pengiriman telegram perdana di Indonesia hingga pembebasan Libya, terjadi pada 23 Oktober. Selain itu, di tanggal ini terdapat pula peristiwa gempa bumi di Van, Turki serta peluncuran iPod.
Kota Pontianak di Kalimantan Barat didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 23 Oktober 1771. Ia mendirikan balai dan tempat tinggal setelah membuka hutan di persimpangan tiga sungai dan menamakan tempat tersebut dengan Pontianak. Selanjutnya, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai sultan pertama di Kesultanan Pontianak dan memerintah hingga 1808.
Saluran telegraf di Indonesia dibuka oleh Pemerintah Hindia Belanda seiring dengan selesainya pemasangan tiang telegraf di jalur Batavia (Jakarta) – Buitenzorg (Bogor). Pada 23 Oktober 1856, telegram perdana dikirimkan, yaitu dari Kepala Layanan Telegraf Insinyur Groll kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda Charles Ferdinand Pahud.
Apple meluncurkan versi pertama iPod pada 23 Oktober 2001. Pemutar MP3 pertama seberat 6,5 ons dan berisi 1.000 lagu itu dengan cepat menarik perhatian publik. Era baru dalam cara orang mendengarkan musik pun dimulai. Namun, setelah dua dekade, tepatnya pada 2022, Apple menghentikan produksi iPod dan mengintegrasikan layanan perpustakaan musik di seluruh lini produknya melalui Apple Music.
Pada 23 Oktober 2011, Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya menyatakan negara tersebut “terbebas dari rezim Khadafi.” Hal ini terjadi setelah berlangsungnya protes terhadap pemerintahan Libya yang dipimpin Muammar Khadafi. Tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Pembebasan Libya oleh masyarakat.
Gempa bumi melanda Kota Van, Turki pada 23 Oktober 2011. Van terletak di bagian paling timur dataran tinggi Anatolia, berbatasan dengan Iran. Gempa berkekuatan 7,2 magnitudo itu menyebabkan hancurnya ribuan bangunan di kota Van dan Ercis, serta kota-kota terdekat lainnya. Bahkan, gempa terasa hingga Yordania dan Rusia Selatan. Sebanyak 644 orang tewas akibat peristiwa tersebut.
Editor: Ahmad Islamy Jamil