Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Pernah Bantai Ratusan Ribu Warga Sipil Irak, AS Kini Malah Minta Rusia Diusir dari Dewan HAM PBB

Selasa, 05 April 2022 - 08:45:00 WIB
Pernah Bantai Ratusan Ribu Warga Sipil Irak, AS Kini Malah Minta Rusia Diusir dari Dewan HAM PBB
Bendera AS dan bendera Rusia berkibar berdampingan (ilustrasi). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menyebut upaya untuk mengeluarkan negaranya dari Dewan HAM PBB sebagai wacana yang tidak dapat dipercaya. Menurut dia, upaya semacam itu tidak akan membantu perundingan damai antara Ukraina dan Rusia.

“Ini sekali lagi belum pernah terjadi sebelumnya dan ini tidak akan memfasilitasi atau mendorong atau membantu pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina,” kata Nebenzia.

Dia pun menolak tuduhan Ukraina terkait kekejaman Rusia di Bucha. Nebenzia mengatakan, rekaman gambar dan video tentang mayat-mayat di jalanan kota itu sengaja “dipentaskan” Barat untuk menyudutkan Rusia.

Setelah Rusia menarik diri dari beberapa daerah di sekitar Kiev, pihak Ukraina mengklaim menemukan ratusan mayat di Bucha. Wali kota setempat mengatakan, mayat-mayat itu adalah korban pembantaian oleh pasukan Rusia. Kota Bucha berjarak 37 km sebelah barat laut ibu Kiev.

Namun, Rusia membantah tuduhan yang menyebut pasukannya membunuh warga sipil di Bucha. Moskow mengatakan, tidak ada penduduk yang menderita akibat kekerasan dari pasukan Rusia.

Saat Amerika Serikat meminta Majelis Umum mengeluarkan Rusia dari Dewan HAM PBB karena serangan Moskow ke Ukraina, Washington DC tampaknya lupa dengan perbuatannya sendiri. AS pernah menyebabkan ratusan ribu penduduk sipil meninggal sejak tentaranya menginvasi Irak pada 2003.

Menurut catatan Watson Institute for International and Public Affairs, ada 184.382 hingga 207.156 warga sipil yang tewas akibat kekerasan terkait perang langsung yang disebabkan oleh AS, sekutunya, militer dan polisi Irak, serta pasukan oposisi sejak dimulainya invasi Irak hingga Oktober 2019.

Sementara itu, data lain menyebutkan, operasi militer AS dan sekutunya di Afghanistan selama 20 tahun telah menyebabkan hampir 50.000 warga sipil di negara Asia Tengah itu tewas.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut