Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Brutal, Pemberontak Sudan Bakar Ratusan Mayat Warga Sipil untuk Hilangkan Bukti Genosida
Advertisement . Scroll to see content

Pertempuran Pecah di Ibu Kota Sudan, Kelompok Militer Saling Tuduh Mau Kudeta

Sabtu, 15 April 2023 - 22:19:00 WIB
Pertempuran Pecah di Ibu Kota Sudan, Kelompok Militer Saling Tuduh Mau Kudeta
Tentara Sudan (ilustrasi). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KHARTOUM, iNews.idBentrokan antarkelompok militer di Sudan menyisakan kabar yang simpang siur. Pasukan Dukungan Cepat (RSF) negara itu mengklaim telah merebut Istana Republik (kantor kepresidenan Sudan). 

Selain itu, pasukan itu juga mengaku telah menduduki kediaman panglima militer dan Bandara Internasional Khartoum pada Sabtu (15/4/2023) ini dalam upaya kudeta. Akan tetapi, Tentara Nasional Sudan menyatakan sedang memerangi RSF.

Reuters melansir, RSF menuduh Tentara Nasional Sudan menyerang mereka lebih dulu. Kelompok militer itu juga mengatakan, mereka telah mengambil alih bandara di kota utara Merowe dan di El-Obeid di barat.

Situasi di lapangan sendiri sampai sejauh ini masih tidak jelas. Tentara mengatakan sedang bertempur di beberapa lokasi yang diklaim RSF telah mereka rebut. Tentara Sudan juga mengklaim telah merebut beberapa pangkalan RSF dan membantah bahwa RSF telah merebut bandara di Merowe.

Konfrontasi besar antara RSF dan Tentara Nasional Sudan dapat menjerumuskan negeri Afrika ke dalam konflik yang meluas. Apalagi, negara itu tengah berjuang untuk bangkit dari kehancuran ekonomi dan kekerasan antarsuku. Konflik kali ini dan juga dapat menggagalkan upaya negara itu menuju pemilu.

Bentrokan tersebut menyusul meningkatnya ketegangan antara Tentara Nasional Sudan dan RSF terkait integrasi RSF ke dalam militer. Timbul pula persoalan siapa yang harus mengawasi proses penggabungan tersebut. 

Ketidaksepakatan itu telah menunda penandatanganan perjanjian yang didukung secara internasional dengan partai-partai politik tentang transisi menuju demokrasi di Sudan.

Pasukan sipil yang menandatangani versi draf perjanjian itu pada Desember lalu, pada Sabtu ini menyerukan agar para pihak segera menghentikan permusuhan, baik oleh tentara maupun RSF. Jika tidak, Sudan akan tergelincir menuju jurang kehancuran total.

“Ini adalah momen penting dalam sejarah negara kita. Ini adalah perang yang tidak akan dimenangkan oleh siapa pun, dan itu akan menghancurkan negara kita selamanya,” kata pasukan sipil dalam pernyataannya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut